|| Tittle : Black
Rose’s chapter 6 [AND] ||
|| Author : Park Nayya ||
|| Cast : Kim Jong in EXO| Park Ji hyun (oc/you)| Tao EXO||
|| Genre : Sad, Schoollife, Agust, Kekerasan, Yadong ||
|| Rating : NC21 ||
|| Lenght : Chapter ||
Akhirnya
di penghujung FF ini juga,, jujur full
NC, autor di bantu salah satu cingu, karna autor tidak pandai mengolah kata
saat menulis adegan NC hehe..... MIANHE KLU JELEK!!!
.
WARNING
: NC21++, Yadong akut dan kekerasan.
STOP!!!
Jangan dilanjut jika gak mau baca. ‘KARNA
DI CHAPTER INI FULL NC’
NO
BASH, BASH TINDAS! Karna autor sudah memberi peringatan exstra.
*nah_Lho_galaknya_keluar_pan??!
.
Bagi
autor ini adalah bagian dari seni, jika ada headers yang menganggap ini tabu,
tidak pantas dan menjijikan! Maka jangan dilanjutkan.........
NO
Plagiat, NO Copy, NO, NO, NO!!!
Sory
For typo, gag typo gag gaul brow^.^
.
.
Happy Reading***
.
.
==Autor
POV==
Lukisan
malam dengan sejuta keindahan, bintang bertaburan diatas langit nan hitam,
udara sejuk menerpa di setiap jengkal kulit manusia, ternyata tak seperti
halnya yang ji hyun rasakan, kabut hitam, gemuruh perasaan sakit yang melilit
hatinya seperti hujan tersendiri dalam dirinya. Ia melangkah semakin cepat,
berharap lekas keluar dari area apartemant jong in.
.
.
“Tunggu...”
sebuah tangan menghentikan langkah ji hyun dengan cepat
“jangan
pergi, jebal,,,, jangan tinggalkan aku ji hyun” jong in berdiri di depan ji
hyun,
Mata
sembab ji hyun yang masih di bahasi airmata menatap lekat kearah jong in,
“Lapaskan
aku harus pergi, mianhe”
“jebal
aku membutuhkanmu ji hyun,,,aku membutuhkanmu berada di sampingku, aku mohon”
“aku
sudah terlalu sakit hidup terus-terusan bersamamu jong in” ji hyun berusaha
melepaskan pegangan tangan jong in, ia melangkah semakin menjauhi jong in.
.
“AKU
MENCINTAIMU JI HYUN”
.
DEG!!!
Hati
ji hyun seperti di pukul palu yang cukup besar, langkahnya berhenti seketika
mendengar pengakuan jong in, ia berbalik menatap ke arah jong in, mencari suatu
kebohongan dari kedua matanya, namun nihil, iya sama sekali tidak menemukannya.
Terlihat ketulusan kerpancar dari ke dua mata itu.
.
.
“Jangan
mendekat,” ji hyun menghentikan langkah jong in yang berusaha mendekat ke
arahnya.
“Aku
mencintai kamu, aku tau kamu juga mencintai aku ji hyun, kamu sakit ketika aku
bersama yeoja lain, aku tau kamu mencintaiku, jebal katakan padaku”
.
“Cinta?
Aku tak pernah mencintaimu jong in, aku hanya tidak suka caramu memperlakukan
semua gadis,,,,mianhe, simpan cintamu itu yeoja lain, aku pergi” ji hyun melangkah dengan airmata
yang terus saja melesat jatuh pada pipi indahnya, jong in tak bergeming, iya
hanya terpaku melihat punggung ji hyun yang semakin lama semakin menjahuinya
.
.
.
.
----------------**************-------------------
Suara
alunan musik berdentang dengan keras, lampu gemerlap menyorot dari atas lantai
dansa, remang-remang, menghiasi ruangan yang berbau asap rokok dan juga
alkohol, jong in kini duduk di depan meja bar tender, menikmati votka bersama
teman-temanya.
.
“jong
in,, kamu sudah minum terlalu banyak, hentikan” ucap xiumin menghentikan jong
in yang sedang minum tanpa bisa terkendali. Chen berusaha mengambil gelas yang
ada di tangan jong in. Namun justru jong in terlihat begitu maraah.
“Ya!
Berikan padaku,,,,” mereka sling berebut gelas yang ada di tangan chen.
“apa
kamu benar-benar mencintai ji hyun?” tanya chen penuh selidik.
“dia
bukan tipemu jong in, aku tau itu, jadi lupakan dia” lanjutnya
.
Seketika
sorot mata jong in menatap chen dengan penuh kebencian, terlihat dari kedua
bola matanya sangat tidak suka dengan apa yang chen katakan,
“tutup
mulutmu, apa yang kau tau tentang ji hyun hah?”
Kerah
baju chen di tarik jong in dengan begitu kuat, lalu ia mendorong tubuh chen
sampai iya limbung dan tanpa sengaja mengenggol seorang namja yang ada di
belakangnya. Sengaja chen tidak membalas tindakan jong in, karna dia sangat tau
bagaimana sifat sahabatnya itu, walau dia brutal dan suka main tangan, tapi
tidak dengan sahabatnya, ia tak akan berani memukul orang-orang yang ada di
sekelilingnya.
.
“Yak,,,
sini kamu” namja yang tersenggol oleh chen, meminta chen mendekatinya,
“Ah
mau apa kamu memanggil temanku,,” jong in dengan cepat menghadang di depan
chen.
.
Tanpa
terkontrol, jong in memukul namja itu secara bertubi-tubi, hingga mengakibatkan
kegaduhan pada club malam itu.
.
.
.
==Park
ji hyun POV==
.
“Oppa~~”
ketika aku melihat tao keluar dari kamar
“Bolehkah
aku tinggal disini lagi” msih dengan airmata, aku meminta ijin pada tao,
sebenarnya aku sangat takut jika tao akan berubah lagi menjadi kasar denganku.
Tapi satu-satunya tempat bagiku kembali adalah di rumah ini.
.
“Inikan
juga rumahmu, mengapa kamu meminta ijin dariku” aku menatap tajam kearah tao,
apa yang aku takutkan kini tidak terbukti, tidak ada kemarahan pada wajah tao,
mataku kembali nanar, terharu dengan jawaban tao, ku beranikan mendekat dan
memeluknya, kepalaku bersandar pada dadanya terdengar jika jantungnya berdetak
dengan cepat, akau tau jika tangan tao ragu untuk membalas pelukanku, namun
setelah sekian detik tangan itu memeluk tubuhku dengan lembut.
.
“gumawo
oppa~~” tak aku sangka ternyata tao adalah namja yang begitu hangat.
“dari
pertama melihat oppa aku ingin sekali memeluk oppa seperti ini, baru sekarang
oppa mengizinkannya, gumawo oppa, gumawo”
.
.
.
Aku
dan tao duduk di bangku taman di samping rumah, kami menikmati malam dengan
sejuta keindahan. Kami mengobrol tentang banyak hal, mulai dari masa kecil tao
sampai kehidupanku saat berada di busan.
.
“Apa
kamu mencintai jong in?”
Tiba-tiba
pertanyaan tao di luar dugaanku, mana mungkin dia menanyakan hal semacam ini
“entahlah~~”
“Jong
in namja yang baik, sangat baik, lebih
baik dari pada kim hey in,” terlihat tao menghela nafas dalam.
“Dari
kecil dia sudah di tinggal ke dua orang tuanya, dia hidup hanya dengan kakaknya,
walau tuan kim sering mengajak mereka tinggal bersama, namun mereka menolak,
dengan alasan ingin mandiri, jong in dan aku dulu sangat akrab, hingga kematian
kakaknya, merubah dia menjadi seseorang yang sangat bertolak belakang dengan
sikapnya”
.
“
tapi oppa, kenapa oppa diam saja ketika dipukuli jong in?” akhirnya aku
menemukan waktu yang tepat untuk menanyakan ini.
“karna
aku penyebab kematian kakaknya, aku ingin jong in melapaskan semua kekesalanya
ke padaku, hampir semua di sekolah tau, ketika jong in dan teman-temannya
memukuliku, tidak ada satu siswapun yang berani membantuku, karna setelah
membantuku mereka akan babak belur aku hajar, dan itu pernah terjadi padamu
kan?” aku hanya mengangguk kecil, ternyata benar, taolah penyebab meninggalnya
kakak jong in, tapi mengapa aku belum terlalu yakin dengan apa yang di katakan
tao.
.
.
“tapi
oppa, jong in sekarang sering melakukan hal ‘itu’ dengan yeoja penghibur” aku
seakan ingin menumpahkan semua rasa kesalku pada jong in dengan tao.
“Jong
in seseorang yang masih labil, dia tidak tau apa yang bisa ia lakukan dengan
keadaannya saat ini, baru beberapa bulan lalu kematian kakaknya, sekarang masa
yang berat buat jong in, makanya iya sering menyewa yeoja untuk sekedar melepas
penat fikiranya, tapi bukan sembarang yeoja yang tidur dengannya ji hyun,
yeoja-yeoja itu masih pelajar, bukan yeoja penghibur”
“bagaimana
bisa oppa tau banyak tentang jong in?”
“karna
oppa selalu mengawasinya, oppa bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya”
.
“mianhe,
karna kebencianku waktu itu, aku membiarkanmu di siksa oleh jong in”
“Lupakan,,
aku sudah menghapus semua memori tentang hal itu oppa”
“besok
hari ulang tahun kim hey in, aku ingin ke tempat peristirahatanya, apakah kamu
mau ikut?”
Belum
sempat aku menjawab, ponselku yang ada di meja berdering
.
.
Trrriiiinnnnnng
, tring
Nama
jong in tertera pada layar, sengaja aku biarkan tanpa mengangkatnya, sampai 4X
panggilan tak terjawab.
.
“kenapa tidak diangkat ji hyun”
“ani, aku malaas oppa, “
“ani, aku malaas oppa, “
Triiiiiiiiinnnnnnnnggggggggg
tring
Nada
ponsel kembali lagi berbunyi namun kini ID nomor tidak terditeksi oleh
ponselku. Aku coba mengangkat ponsel itu.
.
“Ji
hyun, ini aku xiumin, kamu bisa datang ke club X3 sekarng, jong in membuat
keributan disini, dia minum tidak mau berhenti dan hanya terus-terusan menyebut
namamu, jebal ji hyun,,, jong in bisa mati jika terus-terusan seperti ini”
.
DEG!!
.
“oppa
aku harus pergi sekarang” aku masuk kedalam kamar mengambil jaket dan berlari
mencari taxi, hatiku benar-benar tak bisa tenang tenang, ada apa dengan jong in
sampai dia seperti ini, bukankah biasanya dia minum hanya dirumah? Ah
entahlah....
.
.
Aku
berada di depan gedung megah dengan LED BOX bertuliskan X3 BAR, bergemerlap.
Aku
mencoba melangkah memasuki gedung ini, berderet namja dan yeoja berdiri sambil
memegang rokor dan juga gelas minuman, bahkan ada beberapa dari mereka yang
berciuman dan melakukan adegan mesum.
.
“dimana
mereka..” aku bergumam dalam hati, mataku mencari di setiap sudut dari tempat
ini, karna gelap, aku cukup kesulitan untuk mencari di mana keberadaan jong in
dan juga teman-temanya.
.
“ji
hyun kamu sudah datang” kata xiumin mengagetkanku
“kajja...”
aku mengikuti di mana xiumin melangkah, hingga kami berada di sebuah ruangan,
seperti tempat karaoke yang berada di dalam club ini.
.
“itu...
jika bukan kamu dia tidak akan mau beranjak dari tempat ini”
Aku
hanya melihat kearah jong in yang tidak berdaya karna pengaruh alkohol, bahkan
ada luka lebam di beberapa bagian wajahnya.
.
Airmataku
jatuh, melihat keadaanya yang begitu menyayat perasaanku, mungkinkah dia
seperti ini karenaku?
.
Aku
coba memapahnya keluar dari tempat ini.
.
.
“jong
in, duduklah dulu,,, aku akan mencari taxi untuk mengantarmu pulang” sebuah
tangan menghentikanku, jong in menarik tanganku.
“Kamu
tidak mencintaiku. Tapi mengapa kamu berada di sini?”
Sama
sekali tak berani aku menatap kearahnya, aku akan menangis, jika aku melihat
seseorang yang sebenarnya sangat aku cintai.
.
“kamu
sudah sadar? Aku yakin kamu kuat pulang sendiri dengan keadaanmu seperti ini,
atau kamu membohongiku?” sengaja aku alihkan pembicaraannya.
.
“apa
kamu mengkhawatirkanku?” belum iya menjawab pertanyaanku, kini iya mengajukan
pertanyaan lagi kepadaku.
“Ani,,
tak mengkhawatirkan kamu, “
“ji
hyun tatap aku, katakan kamu tidak mencintaiku”
“ji
hyun KATAKAN..” jong in berteriak keras di depanku, tangisku meledak, tak bisa
lagi aku membohongi diriku, bahwa aku mengkhawatirkan jong in, bahwa aku juga
mencintai jong in. Jong in menarik tubuhku dengan lembut, kini iya memelukku. Menenggelamkan
kepalaku di dalam dada bidangnya
.
“Jangan
katakan apapun, aku sudah tau jawabbanya ji hyun”
“Saranghae”
Jong
in memeluku dengan sangat erat,
“Nado
saranghae jong in”
Rasa
bahagia kini bergelayut dalam jiwaku, di dalam pelukan jong in membuatku
merasakan sesuatu yang sungguh tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.
.
.
.
----------------------********--------------------
.
Kami
berada di apartement jong in, Yup! Aku kembali kisini, kembali dengan status
baru, kini aku adalah yeojacingu kim jong in, namja gila yang dulu sangat aku
benci. walau AC sudah dinyalakan cukup dingin, namun tubuhku merasa sedikit
panas.
“kenapa
harus berkelahi sih” gerutuku kesal sambil menyeka wajahnya yang penuh luka.
.
“aku
kan seorang namja chagiya..”
“chagi?
“ mataku melotot
“bukankah
kita pacaran, wajar lah aku panggil dengan sebutan chagi”
Aku
hanya terdiam, fokus pada tanganku yang memberikan saleb pada luka di wajahnya,
walau sebenarnya hatiku berperang melawan rasa gugup yang teramat dasyat.
.
“sejak
kapan kamu mencintaiku?” tanya jong in seakan meledekku.
“apa
perlu aku menjawab” jawabku jutek
“ayolah
chagiya,, sejak kapan”
“aiish
kenapa kamu jadi kayak anak kecil, ah dasar pabo” tiba-tiba aku teringat apa
yang di katakan tao, klu jong in sebenarnya anak yang sangat baik, mungkin
karna kehilangan sosok kakak, dia jadi berusaha jadi seseorang yang tegar,
walau terlihat sangat jelas, dirinya begitu rapuh, plin plan dan tak punya
pendirian.
.
Aku
menghela nafas begitu dalam, “Sejak pertama aku melihatmu, di hari pertama aku
masuk sekolah, saat itu, lay menyebutkan namamu, secara tak langsung
memperkenalkan dirimu padaku, sejak itulah aku mencintaimu, walau akhirnya
banyak kejadian yang membuatku menyesal, kenapa aku mencintaimu, namun sampai
detik ini cinta itu semakin menggebu disini” aku menunjuk hatiku dengan sedikit
malu-malu.
.
“Benar
kan, aku memang namja yang cukup mempesona,,, buktinya kamu jatuh cinta pada
pandangan pertama”
“Kya,,, kenapa jadi gede kepala kamu, hufh” aku beranjak ingin mengembalikan obat yang aku pegang, namun jong in menarikku hingga kini aku berada tepat di pangkuaannya.
“Kya,,, kenapa jadi gede kepala kamu, hufh” aku beranjak ingin mengembalikan obat yang aku pegang, namun jong in menarikku hingga kini aku berada tepat di pangkuaannya.
“Jong
in-ah,, lepaaskan”
“saranghae
park ji hyun”
.
.
==Kim
Jong in POV==
“nado
saranghae, jong in” aku menatap lekat kearahnya, wajahku mendekat ke arah
wajahnya.
Bibirku kini
mencium bibir ji hyun. Ku lumat bibirnya, awalnya dia hanya diam. Ku pegang
pinggangnya dan ku usap pungghungnya. Perlahan dia membalas lumatan ku, bahkan
tak lama tangannya melingkar di leherku.
“eempphhh...”
Desahnya
saat aku berhasil membuka mulutnya, dan bertemu lidahnya. Ku tahan tengkuknya,
dia pun memeluk ku erat, seakan tak mau lepas dari lilitan lidahku dan lumatan
bibirku. Aku mengakses setiap giginya, berkenalan serta menghapal
letak-letaknya.
“ummpphh
shhhh...”
Desahnya
lagi saat aku mengelus perutnya yang datar. Bosan dengan bibir ku turunkan
ciuman ku ke lehernya.
“mmpphhh....
shhhh... uhhhhh”
Desahnya
saat aku membuat kiss mark di lehernya, ia menjenjangkan lehernya membuatku
semakin leluasa melumatnya dan membuat kiss mark yg banyak. Setelah puas memberi kiss mark, aku berhenti
dan menatapnya.
“Ji hyun
jangan pernah tinggalkan aku lagi, karna aku sangat mencintaimu” Ia menatapku,
aku melihat matanya yg berkaca-kaca. Dan tersenyum tanda iya menyetujui apa
yang aku katakan.
.
Cuup!
Kukecup
keningnya, dan memandangnya lagi, perlahan ku gendong tubuhnya di dalam kamar
dengan posisi brindal style , rebahkan badannya. Aku kembali dengan lehernya.
Desahnya
kembali dan lebih dari yg tadi, karna
tangan ku tengah mengelus dari luar 2 gundukan indah punyanya. Sangat besar,
aku mulai tak tahan. Ku remas lembut, sambil masih melumat lehernya. Ku ubah
posisiku yg di sampingnya, aku menindihinya, lutut ku sebagai topangan agar aku
tak terlalu menindihinya. Ku sobek bajunya dan melemparkannya sembarang arah.
Tinggal sebuah bra hitam yang menyelimuti boobsnya. Ku lumat setengah dadanya,
sambil mencari pengait bra.
.
Ji hyun
meremas rambutku, karna jilatanku di dadanya, stlah mendapat pengait bra
tersebut. Sebera ku leps branya. Ku tatap 2 gundukan indah itu, ku lihat muka
ji hyun menatapnya penuh maksud.
ia mengerti
dengan tatapan ku itu, ia tersenyum dan mengangguk. Tanpa fikir panjang segera
kulahap ganas. Ku lumat dan ku hisap dada kirinya, seperti bayi yang ke hausan
..
“nggghh
mmpphhh shhhhh uuhhhh ahhhhh “
Desahnya dan
menekan kepalaku. Tangan kananku tak diam, ku pilin nippelnya yg menegang dan
menremas kuat namun halus.
“aahhh
shhhhh jong- in mpphh”
Aku semakin
bersemangat mendengar desahannya, perlahan ku turunkan tangan kanan ku ke
perutnya. Ku elus, dan turun lagi, ku buka kancing hot pantsnya, dan melepaskan
hot pantsnya, tinggal cd hitam yang membalut kewanitaanya. Ku raba dari luar
miss v ji hyun,,
“nnggghhhh
sshhhhhh mmpphhh dammnnhh”
Desahnya
racau saat tanganku sudah masuk di dalam V nya dan menekan-ekan klitorisnya.
“aakkhhh
shhhhhh jong in mmpphh nikmaathhhhh morreee ngghhh “
Smrik ku
keluar dan menatapnya. Ku sobek cd nya. Kini aku bisa melihat jelas, Miss V ji
hyun yang sudah basah, sangat menggoda
“kau sudah
basah chagiyaa, kapan kau klimaks ? mpphh sangat menggodaa,, ngghh uummpphhh”
ku lahap miss V nya yang basah, mencari klitorisnya.
.
“AKKKKKKKHHHHHH
mmpphhhh sshhhhhhh shhiitttt mmpphhhh “
Desahnya
saat aku memasukkan 2 jari ke miss vnya dan menggigiti klitorisnya menghisapnya ku liahat mukannya yang sangat
horny karna ku. Aku tertawa evil dalam hati.
“oohhh shhhh
terusss in fassstheerrr akkhhhh “
Ku percepat
2 jariku yang sedang tadi menusuk-nusuk muss v nya, yang membuatnya mendesah
hebat. Kurasa jariku seperti terhisap, tak lama..
“AAAARRGGGGHHHHHH”
.
--byyurrr
Ji hyun
telah klimaks. Segera ku habisin cairannya.
“ngghhhh
hhmm huhhh”
Ku lihat ji
hyun yang mengatur nafasnya.
.
Aku bangun dan mencium bibirnya. Aku melumat
bibirnya. Sambil meremas-remas boobsnya, takan kubiarkan menganggur. Aku berhenti dan sekarang menatapnya. Mngelus
rambutnya.
“kau siap ?”
Dia hanya
mengangguk dan tersenyum. Damn senyumnya sangat menggoda. Ku lumat lagi
bibirnya, pelan. Lama kelaman memanas. Ku remas kasar boobsnya.
“uummpphh
nghhh shhh”
Desahnya,
pelan-pelan ku masukaan juniorku ke
dalam V nya yg rapat. Baru smpai kepala juniorku.
“aaarggghhhhh
apppppooo.. ngghhh”
Dia
melepaskan lumatan ku, .
“mianhae ,
sakitkah ? ini hanya awalnya chagi. Nanti akan enak. Kau mau berhenti?”
Tanyaku,
mukannya sangat kesakitan aku tak tega, “ngghh,, anni. Lanjutkan” ucapnya dan tersenyum manis.
Aku melahap
bibirnya dengan kasar lagi, meremas kasar boobsnya, dan.
*Jleeb
“AAAAAAARGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHH..
hikss appo”
Ku hentakan
sekali Mr Pku dan sekaran full masuk di V nya. Ku liahat air matanya yg mnetes.
Aku seperti merobek sebuah kertas yang ada di dalam mis Vnya.
“mianhae”
ucap ku, ku cium lagi bibirnya lembut.ku diamkan sementara mr Pku. Agar V nya
terbiasa dengan mr P ku. Ku remas boobsnya dan memilin niple nya yg menegang
kembali.
“hhmmppphhh
shhhhhh”
.
.
==Author
POV==
“nngghhhh
mpphh semmpitt chaggii” desah tertahan jong in karna tengah melahap 2 gundukan
besar milik ji hyun.
“nngghh
shhhh” ji hyun hanya bisa berdesh,
“aaahhhh
mpphhhhh ssshhhhhhh “ desah ji hyun dan memainkan klitorinya sendiri.
Jong in
mempercepat genjotannya..
“nngghhhh
mpphhhhh shh” desah jong in mr Pnya tengah di manja V ji hyun.
“AAKKKHHHHHH
fasstheerrr jooong innn “ desah ji hyun tak karuan.
Jong in
merasakan kedutan di dalam V ji hyun, seperti menghisap-hisap mr Pnya, benar
saja dia akan klimaks, tak butuh waktu lama..
“AAAAAHHHHHHHHHHHHH.....
mpphhhh “ ji hyun klimaks cairannya membasahi Lubang V nya. Membuat semakin
basah dan licin, jong in belum memperoleh klimaksnya..
“aaarrghhh
aku msih blum chagii mmpphhh”di naikannya temponya, super cepat. Membuat 2
gundukan ji hyun itu bergerak karnanya, jong in tidak diam, di remasnya
gundukan yang bergerak itu. ji hyun mendesah
racau karna tempo ji hyun yang sangat cepat.
“aakkhhhh
oohhh shhhhh mpppppphh uuuuuuuhhhhhhh sshhhhhhhhhhhh dammnnnnnnnhh”
Desahnya tak
karuan, ji hyun merasakan ada yg berkedut di dalam Vnya.
“aaaahhhhh
sebnntarrhhh lagii chhaaa giihh shhhh” jong in semakin cepat, decak-decakan dan
bunyi ranjang karnannya. Menggempa di seluruh ruangan kamarnya.
“ARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHH....”
Puncak desah jong in.
*CROOOOTTTTTTTTTTT
CROOOTTTT CROOOOOOOOOOOT
Jutaan sperma
berhambur di rahim ji hyun sampai tertumpah keluar. Jong in langsung ambruk di
samping ji hyun. Dengan kringat yang membasahinya. Ji hyun melihatnya dan
tersenyum. Melap kringat di muka namja yang sangat ia cintai.
.
Jong in
menarik selimut, menutupi tubuh mereka yang masih full naked
“Saranghae....
Kim ji hyun”
“”kim..
margaku ‘park’ jong in”
“aku ingin
menikahimu, aku berasa hidup kembali setelah bertemu denganmu, aku tak mau
kehilangan orang yang sangat aku cintai lagi” mata jong in nanar,, merasakan
haru dan juga sedih, karena teringat akan keluarganya yang telah tiada.
.
“kita masih
belum lulus sekolah, mana mungkin kita menikah jong in, setelah eomma dan appa
pulang dari itali, aku juga tidak bisa lagi tinggal di sini, mereka pasti akan
marah”
“kenapa
tidak mungkin? Semuanya akan jadi mungkin chagi,,,, sudah hampir pagi,
tidurlah” jong in menarik kepala ji hyun di tenggelamkan pada dada bidangnya, kini
mereka terlelap dalam tidur yang begitu bahagia.
.
.
.
==Kim jong
in POV==
Sinar
matahari menelusup masuk pada celah jendela kamarku, memberikan silau pada
mataku, aku terbangun dari tidur nyenyaku, ku dapati ji hyun masih terlelap
dalam tidurnya, berusaha hati-hati takut jika gerakkanku bisa membangunkanya.
.
“jong in kau
sudah bangun?”
Ah sia-sia
aku pelan, ujungnya ji hyun tetap terbangun
“chagi-ah,,,
bisakah kau memamgilku dengan sebutan oppa? Aku sekarang namjacingumu chagi”
“anii,,, aku
tak mau, kita kan seumuran, kamu hanya 4 bulan lebih dulu dari ku”
“tapi aku
namjacingumu,,” aku manyun, ku tarik selimut yang menutupi tubuhnya.
“KYAAAAAAAAAA,,,
jong in, apa yang kamu lakukan”
“wae? Kamu
malu? Bukankah semalam aku sudah melihat semuanya?” ku tunjukan senyum evil
kearahnya, wajahnya kini merona merah seperti tomat menahan malu.
“Arraso,
cepat mandi, aku akan menunggumu di luar”
.
.
.
--------------********---------------
Tak pernah
aku merasa sebahagia ini, bangun tidur melihat ji hyun ada di sampingku, dan
kini aku menyiapkan sarapan unutk kita berdua.
“kita hari
ini tidak sekolah ji hyun?” ketika kulihat ji hyun melangkah ke meja makan
“wae? Apakah
aku harus bolos lagi? Kan baru masuk satu hari dari libur panjangku”
“aku ingin
memperkenalkanmu pada seseorang”
“siapa?”
tanyanya penuh selidik
“nanti kamu
juga akan tau”
“Arraso,,,”
“habiskan
sarapanmu, setelah itu kita berangkat,, arachi”
“nde..” ia
mengambil beberapa menu dan dimasukan ke dalam mulutnya.
.
.
Setelah menghabiskan
sarapan, kita bergegas berangkat menuju tempat yang aku maksut. pagi dengan
kesejukan menerpa kulit wajahku, aku selalu tersenyum simpul, rasanya diriku
benar-benar kembali setelah kehadiran ji hyun di sampingku.
.
‘
==Park ji
hyun POV==
Sesekali aku
melihat wajah jong in, ia seperti orang baru bagiku, senyum yang begitu manis,
tatapan mata yang begitu hangat, serta tinggah laku yang sangat manja.
“Wae? Aku
bisa tenggelaam jika kamu terus memandangku seperti itu”
“ak-aku
tidak memandang kamu “ aku menunduk karena malu.
.
.
“kenapa kita
ketempat ini” setelah aku melihat kita berada pada area peristirahan, bagi
orang yang yang sudah meninggal
.
“kamu akan
aku kenalkan pada noona”
Aku hanya
mengangguk pelan.
.
Kami
berjalan dari area parkiran, sengaja aku membeli bunga yang di jual di area
ini, untuk dberikan pada kim hey in, sebagai tanda penghormatan.
.
“apakah kamu
sering kesini?”
“iya, karna
hanya noona satu-satu yang menjadi tempat curhatku”
Aku
melangkah mengikuti langkah jong in.
.
.
.
“bajingan
kenapa kamu disini” suara jong in tiba-tiba bergetar.
DEG!!
“oppa~~”
Ku lihat tao
berdiri dan memandang lekat kearah foto kim hey in. Tangan jong in mengepal
menahan suatu amarah yang ada didirinya.
.
Tanpa berfikir
panjang, aku melihat jong in melanghah memukuli tao...
“Aghhkkk,,,
bajingan pergi dari tempat ini”
“jong in
hentikaaaaaaaaaaan,,,,oppa lari”
Aku berusaha
menghentikan jong in, tapi emosinya sudah menguasai kesadarannya, tao hanya
diam tanpa melawan apa yang dilakukan jong in padanya.
.
Jong in kini
berjalan mengambil sebuah kursi kayu dan ingin di lemparkan pada tao, dengan
cepat aku memeluk tao. Dan.....
BraaaaaKKKKKK.........
“akkg...”
punggungku terasa sakit yang teramat dasyat, hingga sekarang aku merasakan
tubuhku tak lagi bertulang.
.
“ji hyun
gwenjana?” terdengar sayup-sayup tao, memeluk tubuhku.
“HENTIKAN......”
tao berjalan kearah jong in yang masih berdiri melihat apa yng terjadi
kepadaku, kini tao menghajar jong in dengan begitu emosi, namun kini giliran
jing in terdiam pasrah dengan apa yang dilakukan tao padanya.
.
“Op-pa..
hentikan! Jangan sakiti jong in,, jebal” terasa tubuhku semakin melemah, hingga
aku tak lagi sadar apa yang terjadi.
.
.
==Autor
POV==
.
Terlihat
airmata terus mengucur dari kedua bola mata jong in, kini iya terduduk dan
hanya menunduk, di subuh kursi, di lorong rumah sakit, tepat di depan ruang
perawatan ji hyun. Ji hyun dilarikan ke rumah sakit setelah iya hilang
kesadarannya.
.
“Jong in,
sudah waktunya aku menceritakan apa yang sebenarnya terjandi antara aku dan hey
in, setelah itu silahkan kamu lebih membenciku itu hak kamu,” tao duduk di
sebelah jong in dan bersandar pada sandaran kursi.
“ kamu tau
bagaimana dulu aku dan hey in, waktu itu hey in hamil, aku sangat senang
mendengar berita itu, walau aku dan dia masih sekolah tapi aku sangat ingin
menikahinya dan membesarkan buah cinta kita, namun jauh dari yang aku perkirakan,
hey in tidak menginginkan anak itu dan ingin mengungurkannya, aku sudah
meralangnya, namun dia justru menyakiti dirinya sendiri, memukul perutnya agar
janin itu bisa gugur, lama kelaman aku marah karena tindakannya, aku brutal dan
memukulnya, aku katakan, aku akan memutuskan dia sampai dia menggugurkan
kandungan itu, namun dia justru mengatakan lebih baik mati jika harus aku
tinggalkan, aku pergi begitu saja dari apartement kalian, sungguh tidak aku
sangka, jika satu hari setelah itu ji hyun bunuh diri, hikss hikss,,,, ini
semua memang salahku, terserah kamu percaya atau tidak, tapi percayalah, aku
tidak akan pernah menyakiti orang yang sangat aku cintai, aku sangat mencintai
noonamu, kamu tau akan hal itu jong in, aku merasa bersalah atas meninggalnya
hey in, mianhe, mianhe jong in” tao kini menangis sesegukan, mengingat betapa
ia menyesal atas kejadian itu.
.
.
Kim jong in
dan tao masih tenggelam dalam tangis mereka, sampai suster memperbolehkan
mereka masuk menemui ji hyun.
.
.
“ji hyun
gwenjana..” tanya jong in dengan penuh ke kwawatiran,
“Mianhe,, aku tak bermaksut,,” belum selesai jong in melanjutkan kalimatnya, ji hyun memotongnya dengan begitu cepat.
“Mianhe,, aku tak bermaksut,,” belum selesai jong in melanjutkan kalimatnya, ji hyun memotongnya dengan begitu cepat.
“aku
baik-baik saja jong in, lihat aja, aku baik-baik saja kan? Hanya nyeri sedikit,
hehe”
.
Tao
tersenyum melihat mereka tertawa dan berpelukan, dia berbalik ingin melangkah
keluar, namun sebuah suara menghentikannya..
.
“Hyung
berhenti..”
Jong in
mendekat ke arah tao, dan kini tao menangis setelah sekian lama tak pernah
mendengar jong in memnggilanya dengan sebutan ‘hyung’.
.
“Mianhe,,,,,
tapi ini salahmu hyung, mengapa tak pernah menceritakan kepadaku apa yang
sebenarnya terjadi”
Tao hanya
menunduk mendengar jong in berbicara.
“mianhe..”
kata tao lirih,
“aku yang harusnya
minta maaf hyung” jong in memeluk tubuh tao yang masih menngis karena haru.
.
“KYAAAAAA,,,
kalian mengapa melupakan aku” protes ji hyun yang merasa di acuhkan oleh mereka
berdua. Meraka saling melemparkan senyum satu dan lainnya, inilah salah satu
harapan ji hyun yang kini dapat terwujut, melihat mereka akur dan saling
berpelukan.
.
.
.
.
----------*********---------
.
Hari ini appa
dan eomma ji hyun datang dari itali, sengaja tao dan juga ji hyun mengadakan
pesta kecil-kecilan dirumah menyambut kedatangan mereka, bersama dengan jong in.
.
Mereka
berbaur menjadi satu dan penuh keceriaan, tao adalah oppa yang kejam bagi ji
hyun pada awalnya, kini ia menjadi sosok yang begitu perduli dan selalu
melindungi ji hyun, tao yang sekarang selalu ceria dan membuat ji hyun merasa
jadi dongsaeng yang sangat beruntung.
.
Kim jong in,
adalah cinta pada pandangan pertama ji hyun, seperti mawar merah yang merekah,
saat pertama kali melihatnya, namun ternyata salah, dia hanyalah sebuah mawar
hitam, yang sangat jahat dan selalu melukainya.
Dengan
berjalanya waktu, kini berubah, mawar hitam itu justru menjadi simbol sebuah
keabadian, abadi dalam cinta yang tertanam dalam hati.
.
Pada
dasarnya semua masalah akan terlihat hitam jika dipandang dengan kasat mata, tapi
ketahuilah, dibalik hitam itu, akan ada harum mawar yang begitu wangi, bentuk
mawar yang begitu indah. BLACK ROSE’S sebuah keindahan yang tersembunyi dibalik
warna hitam.
.
.
Jong in
mendekat ke arah ji hyun yang berdiri di halaman belakang, yang sedang melihat
bintang bertaburan di langit. Tiba-tiba tangan jong in memeluk ji hyun dari
belakang, dan ia berbisik pada telinga ji hyun.
.
“Saranghae
chagi..” ji hyun sekilas melirik jong in, kini ji hyun menghadap kearah jong
in, dengan tangan melingkar pada leher jong in, ji hyun menjawab dengan begitu
mesra.
“Nado
saranghae chagiya,,” bibir ji hyun menempel pada bibir jong in, hingga lumatan
kini lebih meyatukan bibir mereka, begitu nikmat, senikmat keindahan dunia yang
mereka rasakan.
.
.
======THE
AND======
*Akhirnya,,,,
kelar juga nie FF, mianhe jika anding tidak sesuai dengan apa yang ada di fikiran
headers, semoga semua puas.. permintaan dari headers, bahwa ini berakhir dengan
happy anding ^.^
*Nantikan
next FF saeng,,, GUMAWO and SARANGHAE ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar