Blogger Widgets
Assalamualaikum, Welcome To My blog's!!
"

Selasa, 17 Februari 2015

Black Rose’s chapter 6 [AND]



|| Tittle : Black Rose’s chapter 6 [AND] ||
|| Author : Park Nayya ||
|| Cast : Kim Jong in EXO| Park Ji hyun (oc/you)| Tao EXO||
|| Genre : Sad, Schoollife, Agust, Kekerasan, Yadong ||
|| Rating : NC21 ||
|| Lenght : Chapter ||

Akhirnya di penghujung FF ini juga,,  jujur full NC, autor di bantu salah satu cingu, karna autor tidak pandai mengolah kata saat menulis adegan NC hehe..... MIANHE KLU JELEK!!!
.
WARNING : NC21++, Yadong akut dan kekerasan.
STOP!!! Jangan dilanjut jika gak mau baca. ‘KARNA DI CHAPTER INI FULL NC’
NO BASH, BASH TINDAS! Karna autor sudah memberi peringatan exstra.
*nah_Lho_galaknya_keluar_pan??!
.
Bagi autor ini adalah bagian dari seni, jika ada headers yang menganggap ini tabu, tidak pantas dan menjijikan! Maka jangan dilanjutkan.........
NO Plagiat, NO Copy, NO, NO, NO!!!
Sory For typo, gag typo gag gaul brow^.^
.
.
Happy Reading***
.
.

==Autor POV==
Lukisan malam dengan sejuta keindahan, bintang bertaburan diatas langit nan hitam, udara sejuk menerpa di setiap jengkal kulit manusia, ternyata tak seperti halnya yang ji hyun rasakan, kabut hitam, gemuruh perasaan sakit yang melilit hatinya seperti hujan tersendiri dalam dirinya. Ia melangkah semakin cepat, berharap lekas keluar dari area apartemant jong in.
.
.
“Tunggu...” sebuah tangan menghentikan langkah ji hyun dengan cepat
“jangan pergi, jebal,,,, jangan tinggalkan aku ji hyun” jong in berdiri di depan ji hyun,
Mata sembab ji hyun yang masih di bahasi airmata menatap lekat kearah jong in,
“Lapaskan aku harus pergi, mianhe”
“jebal aku membutuhkanmu ji hyun,,,aku membutuhkanmu berada di sampingku, aku mohon”
“aku sudah terlalu sakit hidup terus-terusan bersamamu jong in” ji hyun berusaha melepaskan pegangan tangan jong in, ia melangkah semakin menjauhi jong in.
.
“AKU MENCINTAIMU JI HYUN”
.
DEG!!!
Hati ji hyun seperti di pukul palu yang cukup besar, langkahnya berhenti seketika mendengar pengakuan jong in, ia berbalik menatap ke arah jong in, mencari suatu kebohongan dari kedua matanya, namun nihil, iya sama sekali tidak menemukannya. Terlihat ketulusan kerpancar dari ke dua mata itu.
.
.
“Jangan mendekat,” ji hyun menghentikan langkah jong in yang berusaha mendekat ke arahnya.
“Aku mencintai kamu, aku tau kamu juga mencintai aku ji hyun, kamu sakit ketika aku bersama yeoja lain, aku tau kamu mencintaiku, jebal katakan padaku”
.
“Cinta? Aku tak pernah mencintaimu jong in, aku hanya tidak suka caramu memperlakukan semua gadis,,,,mianhe, simpan cintamu itu yeoja lain,  aku pergi” ji hyun melangkah dengan airmata yang terus saja melesat jatuh pada pipi indahnya, jong in tak bergeming, iya hanya terpaku melihat punggung ji hyun yang semakin lama semakin menjahuinya
.
.
.
.
----------------**************-------------------
Suara alunan musik berdentang dengan keras, lampu gemerlap menyorot dari atas lantai dansa, remang-remang, menghiasi ruangan yang berbau asap rokok dan juga alkohol, jong in kini duduk di depan meja bar tender, menikmati votka bersama teman-temanya.
.
“jong in,, kamu sudah minum terlalu banyak, hentikan” ucap xiumin menghentikan jong in yang sedang minum tanpa bisa terkendali. Chen berusaha mengambil gelas yang ada di tangan jong in. Namun justru jong in terlihat begitu maraah.

“Ya! Berikan padaku,,,,” mereka sling berebut gelas yang ada di tangan chen.
“apa kamu benar-benar mencintai ji hyun?” tanya chen penuh selidik.
“dia bukan tipemu jong in, aku tau itu, jadi lupakan dia” lanjutnya
.
Seketika sorot mata jong in menatap chen dengan penuh kebencian, terlihat dari kedua bola matanya sangat tidak suka dengan apa yang chen katakan,
“tutup mulutmu, apa yang kau tau tentang ji hyun hah?”
Kerah baju chen di tarik jong in dengan begitu kuat, lalu ia mendorong tubuh chen sampai iya limbung dan tanpa sengaja mengenggol seorang namja yang ada di belakangnya. Sengaja chen tidak membalas tindakan jong in, karna dia sangat tau bagaimana sifat sahabatnya itu, walau dia brutal dan suka main tangan, tapi tidak dengan sahabatnya, ia tak akan berani memukul orang-orang yang ada di sekelilingnya.
.
“Yak,,, sini kamu” namja yang tersenggol oleh chen, meminta chen mendekatinya,
“Ah mau apa kamu memanggil temanku,,” jong in dengan cepat menghadang di depan chen.
.
Tanpa terkontrol, jong in memukul namja itu secara bertubi-tubi, hingga mengakibatkan kegaduhan pada club malam itu.
.
.
.
==Park ji hyun POV==
.
“Oppa~~” ketika aku  melihat tao keluar dari kamar
“Bolehkah aku tinggal disini lagi” msih dengan airmata, aku meminta ijin pada tao, sebenarnya aku sangat takut jika tao akan berubah lagi menjadi kasar denganku. Tapi satu-satunya tempat bagiku kembali adalah di rumah ini.
.
“Inikan juga rumahmu, mengapa kamu meminta ijin dariku” aku menatap tajam kearah tao, apa yang aku takutkan kini tidak terbukti, tidak ada kemarahan pada wajah tao, mataku kembali nanar, terharu dengan jawaban tao, ku beranikan mendekat dan memeluknya, kepalaku bersandar pada dadanya terdengar jika jantungnya berdetak dengan cepat, akau tau jika tangan tao ragu untuk membalas pelukanku, namun setelah sekian detik tangan itu memeluk tubuhku dengan lembut.
.
“gumawo oppa~~” tak aku sangka ternyata tao adalah namja yang begitu hangat.
“dari pertama melihat oppa aku ingin sekali memeluk oppa seperti ini, baru sekarang oppa mengizinkannya, gumawo oppa, gumawo” 
.
.
.
Aku dan tao duduk di bangku taman di samping rumah, kami menikmati malam dengan sejuta keindahan. Kami mengobrol tentang banyak hal, mulai dari masa kecil tao sampai kehidupanku saat berada di busan.
.
“Apa kamu mencintai jong in?”
Tiba-tiba pertanyaan tao di luar dugaanku, mana mungkin dia menanyakan hal semacam ini
“entahlah~~”
“Jong in namja yang  baik, sangat baik, lebih baik dari pada kim hey in,” terlihat tao menghela  nafas dalam.
“Dari kecil dia sudah di tinggal ke dua orang tuanya, dia hidup hanya dengan kakaknya, walau tuan kim sering mengajak mereka tinggal bersama, namun mereka menolak, dengan alasan ingin mandiri, jong in dan aku dulu sangat akrab, hingga kematian kakaknya, merubah dia menjadi seseorang yang sangat bertolak belakang dengan sikapnya”
.
“ tapi oppa, kenapa oppa diam saja ketika dipukuli jong in?” akhirnya aku menemukan waktu yang tepat untuk menanyakan ini.
“karna aku penyebab kematian kakaknya, aku ingin jong in melapaskan semua kekesalanya ke padaku, hampir semua di sekolah tau, ketika jong in dan teman-temannya memukuliku, tidak ada satu siswapun yang berani membantuku, karna setelah membantuku mereka akan babak belur aku hajar, dan itu pernah terjadi padamu kan?” aku hanya mengangguk kecil, ternyata benar, taolah penyebab meninggalnya kakak jong in, tapi mengapa aku belum terlalu yakin dengan apa yang di katakan tao.
.
.
“tapi oppa, jong in sekarang sering melakukan hal ‘itu’ dengan yeoja penghibur” aku seakan ingin menumpahkan semua rasa kesalku pada jong in dengan tao.
“Jong in seseorang yang masih labil, dia tidak tau apa yang bisa ia lakukan dengan keadaannya saat ini, baru beberapa bulan lalu kematian kakaknya, sekarang masa yang berat buat jong in, makanya iya sering menyewa yeoja untuk sekedar melepas penat fikiranya, tapi bukan sembarang yeoja yang tidur dengannya ji hyun, yeoja-yeoja itu masih pelajar, bukan yeoja penghibur”
“bagaimana bisa oppa tau banyak tentang jong in?”
“karna oppa selalu mengawasinya, oppa bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya”
.
“mianhe, karna kebencianku waktu itu, aku membiarkanmu di siksa oleh jong in”
“Lupakan,, aku sudah menghapus semua memori tentang hal itu oppa”
“besok hari ulang tahun kim hey in, aku ingin ke tempat peristirahatanya, apakah kamu mau ikut?”
Belum sempat aku menjawab, ponselku yang ada di meja berdering
.
.
Trrriiiinnnnnng , tring
Nama jong in tertera pada layar, sengaja aku biarkan tanpa mengangkatnya, sampai 4X panggilan tak terjawab.
.
“kenapa  tidak diangkat ji hyun”
“ani, aku malaas oppa, “

Triiiiiiiiinnnnnnnnggggggggg tring
Nada ponsel kembali lagi berbunyi namun kini ID nomor tidak terditeksi oleh ponselku. Aku coba mengangkat ponsel itu.
.
“Ji hyun, ini aku xiumin, kamu bisa datang ke club X3 sekarng, jong in membuat keributan disini, dia minum tidak mau berhenti dan hanya terus-terusan menyebut namamu, jebal ji hyun,,, jong in bisa mati jika terus-terusan seperti ini”
.
DEG!!
.
“oppa aku harus pergi sekarang” aku masuk kedalam kamar mengambil jaket dan berlari mencari taxi, hatiku benar-benar tak bisa tenang tenang, ada apa dengan jong in sampai dia seperti ini, bukankah biasanya dia minum hanya dirumah? Ah entahlah....
.
.
Aku berada di depan gedung megah dengan LED BOX bertuliskan X3 BAR, bergemerlap.
Aku mencoba melangkah memasuki gedung ini, berderet namja dan yeoja berdiri sambil memegang rokor dan juga gelas minuman, bahkan ada beberapa dari mereka yang berciuman dan melakukan adegan mesum.
.
“dimana mereka..” aku bergumam dalam hati, mataku mencari di setiap sudut dari tempat ini, karna gelap, aku cukup kesulitan untuk mencari di mana keberadaan jong in dan juga teman-temanya.
.
“ji hyun kamu sudah datang” kata xiumin mengagetkanku
“kajja...” aku mengikuti di mana xiumin melangkah, hingga kami berada di sebuah ruangan, seperti tempat karaoke yang berada di dalam club ini.
.
“itu... jika bukan kamu dia tidak akan mau beranjak dari tempat ini”
Aku hanya melihat kearah jong in yang tidak berdaya karna pengaruh alkohol, bahkan ada luka lebam di beberapa bagian wajahnya.
.
Airmataku jatuh, melihat keadaanya yang begitu menyayat perasaanku, mungkinkah dia seperti ini karenaku?
 .
Aku coba memapahnya keluar dari tempat ini.
.
.
“jong in, duduklah dulu,,, aku akan mencari taxi untuk mengantarmu pulang” sebuah tangan menghentikanku, jong in menarik tanganku.

“Kamu tidak mencintaiku. Tapi mengapa kamu berada di sini?”
Sama sekali tak berani aku menatap kearahnya, aku akan menangis, jika aku melihat seseorang yang sebenarnya sangat aku cintai.
.
“kamu sudah sadar? Aku yakin kamu kuat pulang sendiri dengan keadaanmu seperti ini, atau kamu membohongiku?” sengaja aku alihkan pembicaraannya.
.
“apa kamu mengkhawatirkanku?” belum iya menjawab pertanyaanku, kini iya mengajukan pertanyaan lagi kepadaku.
“Ani,, tak mengkhawatirkan kamu, “
“ji hyun tatap aku, katakan kamu tidak mencintaiku”
“ji hyun KATAKAN..” jong in berteriak keras di depanku, tangisku meledak, tak bisa lagi aku membohongi diriku, bahwa aku mengkhawatirkan jong in, bahwa aku juga mencintai jong in. Jong in menarik tubuhku dengan lembut, kini iya memelukku. Menenggelamkan kepalaku di dalam dada bidangnya
.
“Jangan katakan apapun, aku sudah tau jawabbanya ji hyun”
“Saranghae”
Jong in memeluku dengan sangat erat,
“Nado saranghae jong in”
Rasa bahagia kini bergelayut dalam jiwaku, di dalam pelukan jong in membuatku merasakan sesuatu yang sungguh tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.
.
.
.
----------------------********--------------------
.
Kami berada di apartement jong in, Yup! Aku kembali kisini, kembali dengan status baru, kini aku adalah yeojacingu kim jong in, namja gila yang dulu sangat aku benci. walau AC sudah dinyalakan cukup dingin, namun tubuhku merasa sedikit panas.
“kenapa harus berkelahi sih” gerutuku kesal sambil menyeka wajahnya yang penuh luka.
.
“aku kan seorang namja chagiya..”
“chagi? “ mataku melotot
“bukankah kita pacaran, wajar lah aku panggil dengan sebutan chagi”
Aku hanya terdiam, fokus pada tanganku yang memberikan saleb pada luka di wajahnya, walau sebenarnya hatiku berperang melawan rasa gugup yang teramat dasyat.
.
“sejak kapan kamu mencintaiku?” tanya jong in seakan meledekku.
“apa perlu aku menjawab”  jawabku jutek
“ayolah chagiya,, sejak kapan”
“aiish kenapa kamu jadi kayak anak kecil, ah dasar pabo” tiba-tiba aku teringat apa yang di katakan tao, klu jong in sebenarnya anak yang sangat baik, mungkin karna kehilangan sosok kakak, dia jadi berusaha jadi seseorang yang tegar, walau terlihat sangat jelas, dirinya begitu rapuh, plin plan dan tak punya pendirian.
.
Aku menghela nafas begitu dalam, “Sejak pertama aku melihatmu, di hari pertama aku masuk sekolah, saat itu, lay menyebutkan namamu, secara tak langsung memperkenalkan dirimu padaku, sejak itulah aku mencintaimu, walau akhirnya banyak kejadian yang membuatku menyesal, kenapa aku mencintaimu, namun sampai detik ini cinta itu semakin menggebu disini” aku menunjuk hatiku dengan sedikit malu-malu.
.
“Benar kan, aku memang namja yang cukup mempesona,,, buktinya kamu jatuh cinta pada pandangan pertama”
“Kya,,, kenapa jadi gede kepala kamu, hufh” aku beranjak ingin mengembalikan obat yang aku pegang, namun jong in menarikku hingga kini aku berada tepat di pangkuaannya.
“Jong in-ah,, lepaaskan”
“saranghae park ji hyun”
.
.
==Kim Jong in POV==
“nado saranghae, jong in” aku menatap lekat kearahnya, wajahku mendekat ke arah wajahnya.
Bibirku kini mencium bibir ji hyun. Ku lumat bibirnya, awalnya dia hanya diam. Ku pegang pinggangnya dan ku usap pungghungnya. Perlahan dia membalas lumatan ku, bahkan tak lama tangannya melingkar di leherku.
“eempphhh...”
Desahnya saat aku berhasil membuka mulutnya, dan bertemu lidahnya. Ku tahan tengkuknya, dia pun memeluk ku erat, seakan tak mau lepas dari lilitan lidahku dan lumatan bibirku. Aku mengakses setiap giginya, berkenalan serta menghapal letak-letaknya.
“ummpphh shhhh...”
Desahnya lagi saat aku mengelus perutnya yang datar. Bosan dengan bibir ku turunkan ciuman ku ke lehernya.
“mmpphhh.... shhhh... uhhhhh”
Desahnya saat aku membuat kiss mark di lehernya, ia menjenjangkan lehernya membuatku semakin leluasa melumatnya dan membuat kiss mark yg banyak.  Setelah puas memberi kiss mark, aku berhenti dan menatapnya.
“Ji hyun jangan pernah tinggalkan aku lagi, karna aku sangat mencintaimu” Ia menatapku, aku melihat matanya yg berkaca-kaca. Dan tersenyum tanda iya menyetujui apa yang aku katakan.
.
Cuup!
Kukecup keningnya, dan memandangnya lagi, perlahan ku gendong tubuhnya di dalam kamar dengan posisi brindal style , rebahkan badannya. Aku kembali dengan lehernya.
Desahnya kembali dan lebih dari yg  tadi, karna tangan ku tengah mengelus dari luar 2 gundukan indah punyanya. Sangat besar, aku mulai tak tahan. Ku remas lembut, sambil masih melumat lehernya. Ku ubah posisiku yg di sampingnya, aku menindihinya, lutut ku sebagai topangan agar aku tak terlalu menindihinya. Ku sobek bajunya dan melemparkannya sembarang arah. Tinggal sebuah bra hitam yang menyelimuti boobsnya. Ku lumat setengah dadanya, sambil mencari pengait bra.
.
Ji hyun meremas rambutku, karna jilatanku di dadanya, stlah mendapat pengait bra tersebut. Sebera ku leps branya. Ku tatap 2 gundukan indah itu, ku lihat muka ji hyun menatapnya penuh maksud.
ia mengerti dengan tatapan ku itu, ia tersenyum dan mengangguk. Tanpa fikir panjang segera kulahap ganas. Ku lumat dan ku hisap dada kirinya, seperti bayi yang ke hausan ..
“nggghh mmpphhh shhhhh uuhhhh ahhhhh “
Desahnya dan menekan kepalaku. Tangan kananku tak diam, ku pilin nippelnya yg menegang dan menremas kuat namun halus.
“aahhh shhhhh  jong- in mpphh”
Aku semakin bersemangat mendengar desahannya, perlahan ku turunkan tangan kanan ku ke perutnya. Ku elus, dan turun lagi, ku buka kancing hot pantsnya, dan melepaskan hot pantsnya, tinggal cd hitam yang membalut kewanitaanya. Ku raba dari luar miss v ji hyun,,
“nnggghhhh sshhhhhh mmpphhh dammnnhh”
Desahnya racau saat tanganku sudah masuk di dalam V nya dan menekan-ekan klitorisnya.
“aakkhhh shhhhhh jong in mmpphh nikmaathhhhh morreee ngghhh “
Smrik ku keluar dan menatapnya. Ku sobek cd nya. Kini aku bisa melihat jelas, Miss V ji hyun yang sudah basah, sangat menggoda
“kau sudah basah chagiyaa, kapan kau klimaks ? mpphh sangat menggodaa,, ngghh uummpphhh” ku lahap miss V nya yang basah, mencari klitorisnya.
.
“AKKKKKKKHHHHHH mmpphhhh sshhhhhhh shhiitttt mmpphhhh “
Desahnya saat aku memasukkan 2 jari ke miss vnya dan menggigiti klitorisnya  menghisapnya ku liahat mukannya yang sangat horny karna ku. Aku tertawa evil dalam hati.
“oohhh shhhh terusss in fassstheerrr akkhhhh “
Ku percepat 2 jariku yang sedang tadi menusuk-nusuk muss v nya, yang membuatnya mendesah hebat. Kurasa jariku seperti terhisap, tak lama..
“AAAARRGGGGHHHHHH”
.
--byyurrr
Ji hyun telah klimaks. Segera ku habisin cairannya.
“ngghhhh hhmm huhhh”
Ku lihat ji hyun yang mengatur nafasnya.
.
 Aku bangun dan mencium bibirnya. Aku melumat bibirnya. Sambil meremas-remas boobsnya, takan kubiarkan menganggur.  Aku berhenti dan sekarang menatapnya. Mngelus rambutnya.
“kau siap ?”
Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Damn senyumnya sangat menggoda. Ku lumat lagi bibirnya, pelan. Lama kelaman memanas. Ku remas kasar boobsnya.
“uummpphh nghhh shhh”
Desahnya, pelan-pelan ku  masukaan juniorku ke dalam V nya yg rapat. Baru smpai kepala juniorku.
“aaarggghhhhh apppppooo.. ngghhh”
Dia melepaskan lumatan ku, .
“mianhae , sakitkah ? ini hanya awalnya chagi. Nanti akan enak. Kau mau berhenti?”
Tanyaku, mukannya sangat kesakitan aku tak tega, “ngghh,, anni. Lanjutkan”  ucapnya dan tersenyum manis.
Aku melahap bibirnya dengan kasar lagi, meremas kasar boobsnya, dan.
*Jleeb
“AAAAAAARGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHH.. hikss appo”
Ku hentakan sekali Mr Pku dan sekaran full masuk di V nya. Ku liahat air matanya yg mnetes. Aku seperti merobek sebuah kertas yang ada di dalam mis Vnya.
“mianhae” ucap ku, ku cium lagi bibirnya lembut.ku diamkan sementara mr Pku. Agar V nya terbiasa dengan mr P ku. Ku remas boobsnya dan memilin niple nya yg menegang kembali.
“hhmmppphhh shhhhhh”
.
.
==Author POV==
“nngghhhh mpphh semmpitt chaggii” desah tertahan jong in karna tengah melahap 2 gundukan besar milik ji hyun.
“nngghh shhhh” ji hyun hanya bisa berdesh,
“aaahhhh mpphhhhh ssshhhhhhh “ desah ji hyun dan memainkan klitorinya sendiri.
Jong in mempercepat genjotannya..
“nngghhhh mpphhhhh shh” desah jong in mr Pnya tengah di manja V ji hyun.
“AAKKKHHHHHH fasstheerrr jooong innn “ desah ji hyun tak karuan.
Jong in merasakan kedutan di dalam V ji hyun, seperti menghisap-hisap mr Pnya, benar saja dia akan klimaks, tak butuh waktu lama..
“AAAAAHHHHHHHHHHHHH..... mpphhhh “ ji hyun klimaks cairannya membasahi Lubang V nya. Membuat semakin basah dan licin, jong in belum memperoleh klimaksnya..

“aaarrghhh aku msih blum chagii mmpphhh”di naikannya temponya, super cepat. Membuat 2 gundukan ji hyun itu bergerak karnanya, jong in tidak diam, di remasnya gundukan yang bergerak itu. ji hyun mendesah  racau karna tempo ji hyun yang sangat cepat.
“aakkhhhh oohhh shhhhh mpppppphh uuuuuuuhhhhhhh sshhhhhhhhhhhh dammnnnnnnnhh”
Desahnya tak karuan, ji hyun merasakan ada yg berkedut di dalam Vnya.
“aaaahhhhh sebnntarrhhh lagii chhaaa giihh shhhh” jong in semakin cepat, decak-decakan dan bunyi ranjang karnannya. Menggempa di seluruh ruangan kamarnya.

“ARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHH....” Puncak desah jong in.
*CROOOOTTTTTTTTTTT CROOOTTTT CROOOOOOOOOOOT
Jutaan sperma berhambur di rahim ji hyun sampai tertumpah keluar. Jong in langsung ambruk di samping ji hyun. Dengan kringat yang membasahinya. Ji hyun melihatnya dan tersenyum. Melap kringat di muka namja yang sangat ia cintai.
.
Jong in menarik selimut, menutupi tubuh mereka yang masih full naked
“Saranghae.... Kim ji hyun”
“”kim.. margaku ‘park’ jong in”
“aku ingin menikahimu, aku berasa hidup kembali setelah bertemu denganmu, aku tak mau kehilangan orang yang sangat aku cintai lagi” mata jong in nanar,, merasakan haru dan juga sedih, karena teringat akan keluarganya yang telah tiada.
.
“kita masih belum lulus sekolah, mana mungkin kita menikah jong in, setelah eomma dan appa pulang dari itali, aku juga tidak bisa lagi tinggal di sini, mereka pasti akan marah”

“kenapa tidak mungkin? Semuanya akan jadi mungkin chagi,,,, sudah hampir pagi, tidurlah” jong in menarik kepala ji hyun di tenggelamkan pada dada bidangnya, kini mereka terlelap dalam tidur yang begitu bahagia.
.
.
.
==Kim jong in POV==
Sinar matahari menelusup masuk pada celah jendela kamarku, memberikan silau pada mataku, aku terbangun dari tidur nyenyaku, ku dapati ji hyun masih terlelap dalam tidurnya, berusaha hati-hati takut jika gerakkanku bisa membangunkanya.
.
“jong in kau sudah bangun?”
Ah sia-sia aku pelan, ujungnya ji hyun tetap terbangun
“chagi-ah,,, bisakah kau memamgilku dengan sebutan oppa? Aku sekarang namjacingumu chagi”
“anii,,, aku tak mau, kita kan seumuran, kamu hanya 4 bulan lebih dulu dari ku”
“tapi aku namjacingumu,,” aku manyun, ku tarik selimut yang menutupi tubuhnya.
“KYAAAAAAAAAA,,, jong in, apa yang kamu lakukan”
“wae? Kamu malu? Bukankah semalam aku sudah melihat semuanya?” ku tunjukan senyum evil kearahnya, wajahnya kini merona merah seperti tomat menahan malu.
“Arraso, cepat mandi, aku akan menunggumu di luar”
.
.
.
--------------********---------------
Tak pernah aku merasa sebahagia ini, bangun tidur melihat ji hyun ada di sampingku, dan kini aku menyiapkan sarapan unutk kita berdua.
“kita hari ini tidak sekolah ji hyun?” ketika kulihat ji hyun melangkah ke meja makan
“wae? Apakah aku harus bolos lagi? Kan baru masuk satu hari dari libur panjangku”
“aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang”
“siapa?” tanyanya penuh selidik
“nanti kamu juga akan tau”
“Arraso,,,”
“habiskan sarapanmu, setelah itu kita berangkat,, arachi”
“nde..” ia mengambil beberapa menu dan dimasukan ke dalam mulutnya.
.
.
Setelah menghabiskan sarapan, kita bergegas berangkat menuju tempat yang aku maksut. pagi dengan kesejukan menerpa kulit wajahku, aku selalu tersenyum simpul, rasanya diriku benar-benar kembali setelah kehadiran ji hyun di sampingku.
.
==Park ji hyun POV==
Sesekali aku melihat wajah jong in, ia seperti orang baru bagiku, senyum yang begitu manis, tatapan mata yang begitu hangat, serta tinggah laku yang sangat manja.

“Wae? Aku bisa tenggelaam jika kamu terus memandangku seperti itu”
“ak-aku tidak memandang kamu “ aku menunduk karena malu.
.
.
“kenapa kita ketempat ini” setelah aku melihat kita berada pada area peristirahan, bagi orang yang yang sudah meninggal
.
“kamu akan aku kenalkan pada noona”
Aku hanya mengangguk pelan.
.
Kami berjalan dari area parkiran, sengaja aku membeli bunga yang di jual di area ini, untuk dberikan pada kim hey in, sebagai tanda penghormatan.
.
“apakah kamu sering kesini?”
“iya, karna hanya noona satu-satu yang menjadi tempat curhatku”
Aku melangkah mengikuti langkah jong in.
.
.
.
“bajingan kenapa kamu disini” suara jong in tiba-tiba bergetar.
DEG!!
“oppa~~”
Ku lihat tao berdiri dan memandang lekat kearah foto kim hey in. Tangan jong in mengepal menahan suatu amarah yang ada didirinya.
.
Tanpa berfikir panjang, aku melihat jong in melanghah memukuli tao...
“Aghhkkk,,, bajingan pergi dari tempat ini”
“jong in hentikaaaaaaaaaaan,,,,oppa lari”
Aku berusaha menghentikan jong in, tapi emosinya sudah menguasai kesadarannya, tao hanya diam tanpa melawan apa yang dilakukan jong in padanya.
.
Jong in kini berjalan mengambil sebuah kursi kayu dan ingin di lemparkan pada tao, dengan cepat aku memeluk tao. Dan.....

BraaaaaKKKKKK.........
“akkg...” punggungku terasa sakit yang teramat dasyat, hingga sekarang aku merasakan tubuhku tak lagi bertulang.
.
“ji hyun gwenjana?” terdengar sayup-sayup tao, memeluk tubuhku.
“HENTIKAN......” tao berjalan kearah jong in yang masih berdiri melihat apa yng terjadi kepadaku, kini tao menghajar jong in dengan begitu emosi, namun kini giliran jing in terdiam pasrah dengan apa yang dilakukan tao padanya.
.
“Op-pa.. hentikan! Jangan sakiti jong in,, jebal” terasa tubuhku semakin melemah, hingga aku tak lagi sadar apa yang terjadi.
.
.
==Autor POV==
.
Terlihat airmata terus mengucur dari kedua bola mata jong in, kini iya terduduk dan hanya menunduk, di subuh kursi, di lorong rumah sakit, tepat di depan ruang perawatan ji hyun. Ji hyun dilarikan ke rumah sakit setelah iya hilang kesadarannya.
.
“Jong in, sudah waktunya aku menceritakan apa yang sebenarnya terjandi antara aku dan hey in, setelah itu silahkan kamu lebih membenciku itu hak kamu,” tao duduk di sebelah jong in dan bersandar pada sandaran kursi.
“ kamu tau bagaimana dulu aku dan hey in, waktu itu hey in hamil, aku sangat senang mendengar berita itu, walau aku dan dia masih sekolah tapi aku sangat ingin menikahinya dan membesarkan buah cinta kita, namun jauh dari yang aku perkirakan, hey in tidak menginginkan anak itu dan ingin mengungurkannya, aku sudah meralangnya, namun dia justru menyakiti dirinya sendiri, memukul perutnya agar janin itu bisa gugur, lama kelaman aku marah karena tindakannya, aku brutal dan memukulnya, aku katakan, aku akan memutuskan dia sampai dia menggugurkan kandungan itu, namun dia justru mengatakan lebih baik mati jika harus aku tinggalkan, aku pergi begitu saja dari apartement kalian, sungguh tidak aku sangka, jika satu hari setelah itu ji hyun bunuh diri, hikss hikss,,,, ini semua memang salahku, terserah kamu percaya atau tidak, tapi percayalah, aku tidak akan pernah menyakiti orang yang sangat aku cintai, aku sangat mencintai noonamu, kamu tau akan hal itu jong in, aku merasa bersalah atas meninggalnya hey in, mianhe, mianhe jong in” tao kini menangis sesegukan, mengingat betapa ia menyesal atas kejadian itu.
.
.
Kim jong in dan tao masih tenggelam dalam tangis mereka, sampai suster memperbolehkan mereka masuk menemui ji hyun.
.
.
“ji hyun gwenjana..” tanya jong in dengan penuh ke kwawatiran,
“Mianhe,, aku tak bermaksut,,” belum selesai jong in melanjutkan kalimatnya, ji hyun memotongnya dengan begitu cepat.
“aku baik-baik saja jong in, lihat aja, aku baik-baik saja kan? Hanya nyeri sedikit, hehe”
.
Tao tersenyum melihat mereka tertawa dan berpelukan, dia berbalik ingin melangkah keluar, namun sebuah suara menghentikannya..
.
“Hyung berhenti..”
Jong in mendekat ke arah tao, dan kini tao menangis setelah sekian lama tak pernah mendengar jong in memnggilanya dengan sebutan ‘hyung’.
.
“Mianhe,,,,, tapi ini salahmu hyung, mengapa tak pernah menceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi”
Tao hanya menunduk mendengar jong in berbicara.
“mianhe..” kata tao lirih,
“aku yang harusnya minta maaf hyung” jong in memeluk tubuh tao yang masih menngis karena haru.
.
“KYAAAAAA,,, kalian mengapa melupakan aku” protes ji hyun yang merasa di acuhkan oleh mereka berdua. Meraka saling melemparkan senyum satu dan lainnya, inilah salah satu harapan ji hyun yang kini dapat terwujut, melihat mereka akur dan saling berpelukan.
.
.
.
.
----------*********---------
.
Hari ini appa dan eomma ji hyun datang dari itali, sengaja tao dan juga ji hyun mengadakan pesta kecil-kecilan dirumah menyambut kedatangan mereka, bersama dengan jong in.
.
Mereka berbaur menjadi satu dan penuh keceriaan, tao adalah oppa yang kejam bagi ji hyun pada awalnya, kini ia menjadi sosok yang begitu perduli dan selalu melindungi ji hyun, tao yang sekarang selalu ceria dan membuat ji hyun merasa jadi dongsaeng yang sangat beruntung.
.
Kim jong in, adalah cinta pada pandangan pertama ji hyun, seperti mawar merah yang merekah, saat pertama kali melihatnya, namun ternyata salah, dia hanyalah sebuah mawar hitam, yang sangat jahat dan selalu melukainya.
Dengan berjalanya waktu, kini berubah, mawar hitam itu justru menjadi simbol sebuah keabadian, abadi dalam cinta yang tertanam dalam hati.
.
Pada dasarnya semua masalah akan terlihat hitam jika dipandang dengan kasat mata, tapi ketahuilah, dibalik hitam itu, akan ada harum mawar yang begitu wangi, bentuk mawar yang begitu indah. BLACK ROSE’S sebuah keindahan yang tersembunyi dibalik warna hitam.
.
.
Jong in mendekat ke arah ji hyun yang berdiri di halaman belakang, yang sedang melihat bintang bertaburan di langit. Tiba-tiba tangan jong in memeluk ji hyun dari belakang, dan ia berbisik pada telinga ji hyun.
.
“Saranghae chagi..” ji hyun sekilas melirik jong in, kini ji hyun menghadap kearah jong in, dengan tangan melingkar pada leher jong in, ji hyun menjawab dengan begitu mesra.
“Nado saranghae chagiya,,” bibir ji hyun menempel pada bibir jong in, hingga lumatan kini lebih meyatukan bibir mereka, begitu nikmat, senikmat keindahan dunia yang mereka rasakan.
.
.
======THE AND======

*Akhirnya,,,, kelar juga nie FF, mianhe jika anding tidak sesuai dengan apa yang ada di fikiran headers, semoga semua puas.. permintaan dari headers, bahwa ini berakhir dengan happy anding ^.^

*Nantikan next FF saeng,,, GUMAWO and SARANGHAE ^^


                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar