|| Tittle : Black
Rose’s chapter 3 ||
|| Author : Park Nayya ||
|| Cast : Kim Jong in EXO| Park Ji hyun (oc/you)| Tao EXO||
|| Genre : Sad, Schoollife, Agust, Kekerasan, Yadong ||
|| Rating : NC21 ||
|| Lenght : Chapter ||
Annyeong... chapter 3 akhirnya meluncur juga. Ini
adalah FF terLIAR yang pernah autor kerjakan, aaaisssh... rasanya merinding
disco saat mengerjakannya #curhat
.
WARNING
: NC21++, Yadong akut dan kekerasan.
STOP!!!
Jangan dilanjut jika gak mau baca.
NO
BASH, BASH TINDAS! Karna autor sudah memberi peringatan exstra.
*nah_Lho_galaknya_keluar_pan??!
.
Bagi
autor ini adalah bagian dari seni, jika ada headers yang menganggap ini tabu,
tidak pantas dan menjijikan! Maka jangan dilanjutkan.........
NO
Plagiat, NO Copy, NO, NO, NO!!!
Sory
For typo, gag typo gag gaul ^.^
.
.
Happy
Reading***
.
------------***--------------
==Park
Ji hyun POV==
Airmataku
tak bisa aku bendung lagi, dadaku terasa sesak menahan semua perlakuan gila
orang yang ada di kota seoul ini, dengan nyeri hebat di bagian perutku aku coba
untuk terus berjalan menuju rumah, walau sepertinya aku sekolah, namun tak
satupun pelajaran yang aku ikuti di kelas, mengapa nasibku bisa seperti ini,
haruskah aku katakan pada eomma? Tapi bagaimana jika eomma kuatir dengan
keadaanku, sedangkan aku merasakan eomma begitu bahagia dengan keluarga
barunya. Masih bergulat dengan kebingungan fikiranku, namun tiba-tiba sebuah
tangan membekap mulutku,
“aaaahk,,,,,”
aku mencoba meronta sekuat tenaga, namun pandanganku memudar, tubuhku lemas,
dan semua terlihat gelaaaaaaaapppp......
.
.
------------------****-----------------
Kepalaku
terasa pusing, pandanganku kabur, namun telingaku berfungsi dengan baik, aku
mendengar beberapa namja mengobrol di sekitarku, dari yang aku dengar mereka
bernama chen, xiumin dan juga jong in. Jong in? Yup benar, kim jong in...
.
Aku
mulai membuka lebar mataku, aku perhatikan semua yang berada di sekelilingku, ruang
ini begitu mewah, lebih tepatnya, ini adalah sebuah kamar, dengan warna dominan
putih, terdapat ranjang ukuran big size, almari kokoh dengan tiga pintu, TV 59
inc, dan masih banyak lagi barang mewah yang tertata rapi rapi di kamar ini,
aku lihat jong in duduk di sofa besar yang terdapat di sudut ruangan bersama
teman-temanya.
.
.
“Sudah
bangun chagiya?”
Kata
jong in, setelah menyadari jika aku sudah mulai sadar dari pengaruh obat bius
yang ia berikan. Aku mencoba bergerak, tapi mengapa tanganku terasa sulit untuk
di gerakkan??
.
SIALL!!
.
Tanganku
di ikat ke belakang dengan begitu kuat. Tak aku respon apa yang di katakan jong
in, aku mencoba setenang mungkin, walau di hatiku bergemuruh rasa ketakutan
yang begitu menggebu, takut apa yang akan ternyadi pada diriku.
.
“ap-apa
maumu membawaku ke tempat ini jong in?
Dengan
bibir gemetar, aku beranikan untuk bertanya padanya.
“sudah
sangat jelas bahwa kita akan bermain chagi...menuntaskan permainan kita di
sekolah tadi, bukankah di apartementku ini, kita lebih leluasa?” ia tersenyum
seduktif
.
.
“Cukup
jong in, lepaskan aku,,,, lepaskan ikatan ini, sungguh ini sangat menyiksaku,,
jebbaaaall,,,,,”
“Arraso
chagiya~~ aku akan melepaskanmu”
Kini
ikatanku di lepas oleh jong in, rasanya tanganku tidak bisa merasakan apapun
karena kesemutan.
.
.
.
“kamu
boleh pulang ji hyun, silahkan pintu sebelah sana” ia menunjuk kearah pintu,
dan kembali duduk di sofa bersama teman-temannya.
Kenapa
dia mneculikku, jika untuk melepaskan aku begitu sja? Entahlah~~ yang pasti aku
tak akan sia-siakan kesempatan ini,,aku ambil tasku, dan berjalan kearah pintu,
saat aku memegang hendel pintu, suara jong in menghentikanku.
.
“tunggu”
Aku
menoleh kearahnya, namun sama sekali ia tak melihat kearahku, justru ia asyik
menuangkan minuman ke dalam gelas, dan meminumnya sampai habis, itu bukan
minuman biasa, tetapi minuman yang mengandung alkohol.
.
“Sebelum
pulang periksa dulu ponselmu cantik?”
Kalimat
jong in membuat aku kaget, jangan-jangan ini berhubungan lagi dengan eomma. Aku
cari ponselku kedalam tas namun tidak aku temukan. Aku melihat sekeliling,
namun tak juga mataku menagkap keberadaan ponselku.
.
“apa
kamu mencari ini?”
Ponselku
ternyata berada pada genggaman jong in, aku berjalan ke arahnya, dan berusaha
mengambilnya, namun tidak begitu saja ia memberikan barang yang sesungguhnya adalah
miliku itu.
.
“sini,
duduk di sebelahku”
Aku
turuti semua kemauannya, aku duduk di sebelahnya.
Tanganku
di buka jong in, ia letakan ponsel tepat di atasnya, aku mencoba untuk membukanya, tapi entah
mengapa ada rasa takut yang bergelayut saat aku ingin membuka ponselku sendiri
.
23
miscall “Eomma”
.
Riwayat
messeger :
Eomma
:
“Ji hyun,, kamu dimana? Kog tidak
diangkat telfon eomma?”
.
Me:
“mianhe eomma, ji hyun sekarang
lagi belajar kelompok bersama teman-teman, karna ji hyun murid pindahan,
makanya harus mengejar pejalaran yang ada disini”
.
Eomma:
“arraso, belajar yang rajin,
sekarng eomma mau berangkat ke itali dulu ne, karna sudah menunggu ji hyun
lama, eomma dan appa takut ketinggalan pesawat, trus maslah eomma keserempet
motor tadi, eomma baik-baik saja sayang”
.
Me
:
“ne eomma, mianhe jadi tidak bisa
mengatar eomma, tapi eomma, bisakah aku minta alamat eomma yang di itali?”
.
Eomma
“gwenjana sayang, ini alamat eomma
dan appa di itali nanti, Shit Georgge, Utah, no.78 Italia, baik-baik dirumah sayang,
saranghae”
.
Me:
“Saranghae eomma”
.
.Airmata
tak bisa aku bendung lagi, isakku mulai menggema pada ruangan ini.
“eomma..
hiks, hiks,,, “
.
“wae?
Jangan menagis chagiya,,,” tangan jong in menyusap lembut airmataku, namun aku
menolak perlakuannya.
“Hentikan
bajingan..apa yang kamu inginkan dariku, aku sudah tidak takut denganmu,
eommaku sudah tidak ada di korea, aku tidak pernah takut lagi, ARA?”
.
Justru
jong in terkekeh mendengar ucapanku.
“Ah,,
jinjja?? Setelah aku menyimpan alamat lengkap rumah yang di tinggali appa dan
eommamu?”
“Kalian...
maukah bersamaku menikmati tubuh mungil ini”
Lanjutnya
sambil melirik teman-temannya.
.
.
DEG!!!
Apa
yang jong in katakan? Menikmati tubuhku bersama? Apakah ia sudah gila,,, anni~~
tak akan aku biarkan itu terjadi, aku tak rela tubuhku di jamah oleh
namja-namja kotor sepeti mereka.
.
“jong
in,, apa maksutmu, hentikan tindakan konyolmu,”
“aku
bisa melakukan apapun dengan appa dan eommamu, apa kamu ingin sebelum mereka
sampai di rumah, meraka mendapatkan kecelakaan, atau penculikan, ooooh~~ atau
pembunuhan dengan kasus mutilasi, pilih yang mana sayang?”
.
“KAMU
MEMANG BENAR-BENAR SUDAH GILA!!!!!! Jebaal jangan lakukan itu,,, biarkan mereka
bahagia, jangan sentuh mereka, lakukan apapun sesukamu padaku, pada tubuhku,
tapi jangan lakukan apapun pada mereka hiks hiks...” airmata yang dari tadi
keluar, kini semakin bercucuran membasahi ke dua pipiku. Dan tunduk,
satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluargaku dari perbuatan brutal kim jong
in, Tuhan aku ingin keluar dari tempat terkutuk ini.
.
“Arra...
kamu memang yeoja yang sangat pandai chagiya..”
.
Jong
in memberi kode dengan menggerakkan kepalanya, kepada ke dua temannya untuk
keluar dari ruangan ini, mereka keluar dan menutup pintu itu dengan rapat.
.
Tanpa
komando, jong in mencium bibirku, tidak seperti biasa kini ia melakukannya
dengan sangat lembut, mungkin karna pengaruh alkohol yang ia minum. Aku hanya
pasrah menerima keadaan ini, lidahnya menjalar ke dalam mulutku, menghisap
lidahku dengan lembut, ciumananya mulai turun pada telingaku, aku menahan
desahan yang rasanya ingin membobol pertahananku, aku gigit bibir bawaku sekuat
tenaga, dan hasilnya kini bibir ini mengeluarkan darah. Lagi! harga diriku benar-benar terluka oleh
perbuatan jong in. Sungguh sakit yang teramat dalam, menantap pada hatiku.
.
.
“mendesahlah
chagiya,,,” ia berbisik pada telingku, ciumananya kini mulai turun pada
leherku, meninggalkan banyak bercak merah kebiruan disana, tangannya melepas
kancing satu persatu yang berhias pada bajuku. Di remas ke dua belah
payudaraku, di lilin nipleku secara bergantian...kini posisi jong in jongkok di
depanku, walau aku menahan perih karna
luka dibibirku, namun tak seperih yang aku rasakan pada jiwaku... haruskah aku
benar-benar melepas kesucianku padanya?
.
.
==Kim
Jong in POV==
Aku
menikamati tubuh mungil yang ada di depanku ini,aku mulai membuka kacing
bajunya satu persatu, ku sergap kedua gundukan yang sangat menangtang di
depanku, ku gigit-gigtit kecil, sesekali ku lilin niple yang berwarna coklat
kemerahan ini, namun mengapa tangis yeoja ini semakin lama, semakin kencang
sungguh mengganggu konsentrasi kenikmatanku, sedikit ku abaikan, ciumanku,kini
turun pada perut datarnya, pemandangan yang tadi pagi masih indah aku lihat kini
sama sekali membuatku sedikit jengkel.
.
“Wae?
Kenapa dengan perutmu?”
Ketika ku lihat tanda kebiruan yang cukup
lebar menghias perut indahnya, sama sekali tak ada respon darinya,sengaja ku
dongakkan wajahku, mencari tahu sebab mengapa ia tak menjawab pertanyaanku. Airmata terus
mengucur di kedua bola matanya, dan bibirnya keluar darah, yang tidak bisa di
katakan hanya sedikit karna darah itu kini mengalir pada dagunya.
“mendesahlah,,,
pabo,, bukankah sangat sakit jika kau siksa dirimu seperti itu, hah? Kita
sudahi sampai di sini, bersihkan lukamu dan kita akan memulainya dengan permainan
yang lebih seru,, ara?”
.
Ada
apa denganku, mengapa tiba-tiba rasa kasian bergelayut pada hatiku, bukankah
hal seperti ini yang di lakukan tao pada noonaku? Aku ingin ji hyun merasakan
seperti apa yang noonaku merasakan, dan
tao? Akan merasakan betapa sakitnya kelilangan saudara yang satu-satunya ia
miliki. Secara perlahan akan ku bunuh yeoja ini dengan caraku, masuk penjarapun
aku sudah siap menjalaninya.
.
Ku
hilangkan rasa kasian yang beberapa detik lalu muncul pada hatiku, kini aku
berjaln meninggalkannya, belum sampai aku pada pintu, tiba-tiba chen masuk dan
melempar tubuh tao tepat di hadapanku.
.
Buuuk.........
“aachk..”
ia terpekik kesakitan karna kerasnya dorongan chen,,
.
“daebak,,
akhirnya kamu mau juga datang di apartementku, tempat dimana kamu mengiksa dan
juga membunuh noonaku tao...”
Tanpa
sadar, kakiku menendang tubuhnya yang tergolek lemas,,,
.
“ouuh,,
permainan yang sangat aku nantikan, dimana ada oppa dan juga dongsaengnya
disini,, tao,,, lihatlah, appa yang akan aku lakukan pada deongsang
kesayangmu,, hahahaha”
Lagi!
Aku tendang tubuhnya, yang sama sekali tanpa perlawanan, mungkin ia pasrah,
namun ia bukan namja yang mudah pasrah dalam kesakitan.
.
“OPPA~~”
Ji
hyun berlari ke arah tao, berusaha untuk menolong tubuh yang kini tersungkur ke
lantai,,,
“hentikan
Jong in,,, hentikan, jebaal, jangan sakiti oppaa,,aku mohon,,,,, hikss hikss”
.
“hentikan?!!!
Arraso, tapi kamu sebagai gantinya, biar oppamu melihat betapa sakitnya melihat
dongsaengnya di perlakukan dengan cara yang sangat keji”
Ji
hyun menangis sesegukan di depanku, dengan keberadaan tao di sini menghapus
rasa kasian yang tadi bersarang di hatiku,,
.
“lakukan
sesukamu, tapi biarkan oppaku pergi dari tempat ini, jebbbal, aku akan turuti
semua permintaanmu jong in,,, ”
Ji
hyun seperti orang kesurupan yang memohon kepadaku
.
PLAAAAK
Tubuh
ji hyun kini terjatuh di dekat tao,,,
“lihatllah
tao, apa yang bisa aku lakukan pada dongsaengmu”
Aku
mendekat ke arah kearh ji hyun, namun kini tao berdiri dengan tegak..
.
“HAHAHAHA,,
Jong in, jong in,,, pabo, apa kamu akan melukai ji hyun? Silahkan, lukai
sesukamu, kalau perlu bunuh dia di depanku.”
Tao
kini berjalan ke arah ji hyun yang tergolek lemah dilantai,,
.
Jllleeeb......
“AACCCHHHHHKK,,,oppa~~~~~~~~~~~”
Tao
menendang perut ji hyun dengan sangat keras, terlihat jelas tergambar di wajah
ji hyun, jika ia menahan sakit yang amat sangat mendera tubuhnya.
Dan
sama sekali aku tidak paham dengan situasi ini. Membuatku sedikit kebingungan.
Bagaimana mungkin tao melakukannya?
.
“Dia
sebatas adik tiri yang dibawa seorang pelacur dirumahku, sudah satu minggu dia
sangat mengganggu ketenanganku, lakukan sesukamu. Kaki kanan tao kini
terangkat, ia mengijak kepala ji hyun, dan menggerakkannya seperti menginjak
binatang dengan sangat kuat.
“apakah
kamu juga akan melakukannya seperti ini, hah?”
.
“oppa
hen-ti---kan...... aaccchhhhk sa----kiiiittt, oppaa, jeeebaaal,,,,,, sak-kit
ooppaaa, aku tak tahannn , aaacccckkkk sak-kit op-paaaaaaaaaa”
Tanganku
mengepal menahan amarah, melihat tao menyakiti ji hyun, dan bagaimana mungkin
jadi seperti ini? Melihat ketidak berdayaan ji hyun menciptakan penyesalan yang
luar biasa dihatiku.
.
Buuuk,,,
bukkk.......
Kaki
tao kini menendang wajah ji hyun dengan begitu keras.
.
“AAAAAAAGGGRH,
hentikan BAJINGAN”
Habis
sudah kesabaranku,,, kupukuli tao, tanpa ampun sama sekali, tindakanku berhenti
ketika ku dengar suara rintihan ji hyun....
.
“aachhk,,
hentik.........” belum selesai kalimat yang ia ucapkan, kesadarannya hilang
seketika,
Aku
kini merlari mendekati ji hyun,
.
.
“:ji
hyun bangun,, ji hyun,,, apa kau mendengarku”
Saat
sibuk mengkwatirkan keadaan ji hyun, tao lari keluar sedangkan chen dan xiumin
ingin mengejarnya dengan cepat aku
mencegahnya.
.
“jangan
kejar dia,, kita bawa ji hyun sekarang di rumah sakit”
.
.
.
-------------------------*******--------------------------
Aku
bendiri di depn ruang perawatan rumah sakit, bagaimana mungkin aku balas dendam
dengan orang yang salah, mana mungkin aku jadi namja yang begitu kejam bagi ji
hyun...
Tak
pernah sedikitpun aku menyakiti yeoja, namun sekarng? Penyesalan yang teramat
dalam kini seperti belati menyayat di ulu hati.
.
“noona,
apakah aku salah, apakah noona akan marah padaku? Betapa kejamnya aku noona,
apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku” aku terum menerus
berbicara dalam diaam.
.
.
==Autor POV==
Kim
jong in hanya mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan, ia merasa tak tenang
menunggu seseorang keluar dari ruangan, dimana ji hyun di rawat.
.
Kim
jong in adalah seorang namja yang brutal dan juga nakal, ia tak pernah
sekalipun takut oleh siapapun, karna beground keluarga yang begitu perpengaruh
di seoul. Semua ia anggap mudah dan berjalan seperti apa yang ia mau, namun ia
memiliki perinsip yang sangat kuat, sekalipun ia sangat nakal, ia tak akan
mungkin melukai dan berbuat kasar kepada seorang yeoja.
.
Walau
ia belum pernah jatuh cinta, namun tidur dengan seorang yeoja, sering ia
lakukan setidaknya 1 minggu sekali dan itupun dengan yeoja yang berbeda-beda
untuk kesenangan semata.
Karna
baginya melukai seorang yeoja, sama dengan melukai noonanya, noona yang sangat
ia cintai, namun kini, karna dendam akibat kematian noonanya, ia melanggar
perinsip itu, dan berbuat hal yang fatal pada Park ji hyun.
.
.
.
Setelah
40 menit ia menunggu di luar ruangan, seorang dokter keluar, dan berjalan ke
arahnya..
.
“jong
in,, apakah dia yeojacingumu?”
Diketahui
jika dokter itu adalah dokter pribadi keluarga kim, yang kebetulan berdinas di
rumah sakit ini.
.
‘ani,,
dia temanku ajjusi, bagaimana keadaannya?”
.
“Luka
di perutnya tidak seberapa parah karna tidak sampai melukai organ dalamnya,
tapi luka di wajahnya, itu yang sedikit mengkhawatirkan”
.
“maksut
ajjusi?” tanya jong in penuh selidik
.
“luka
di wajah, yang paling parah itu di matanya, namun kita sebagai tim medis belum
bisa memastikan seberapa parah luka di matanya, setelah ia sadar, kita baru
bisa melakukan pemeriksaan secara menyeluruh”
.
DEG!!
Seperti
bom yang kini meledak di tubuh jong in... ia bergetar menerima penjelasan dari
dokter pribadinya, matanya terlihat nanar,, yang mungkin airmata yang
mengantung di kelopak matanya akan jatuh dalam hitungan detik....
Setelah
dokter meninggalkannya, ia tertunduk, dan menangis seketika
.
“hikss,,,
hikss bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Awttoke?”
Sakit
di hatinya begitu memelilit seakan mengikat ternggorokannya yang membuatnya
sulit untuk bernafas,
.
Ia
berjalan menuju ruangan ji hyun, dengan seribu keberanian ia kumpulkan agar
bisa berdiri di depannya,
namun
mampukah ia benar-benar berdiri di depan ji hyun? Atau ia akan lari,
bersembunyi dan hanya mengawasi ji hyun dari kejauhan? Entahlah.....
.
.
==Kim
Jong in POV==
Aku semakin mendekatinya, menatap lekat wfj ktkkjktk
hyjjjjht khhj kajah cantik yang berbaring diatas ranjang. Tangisku semakin pecah,
ketika melihat warna kebiruan di sekujur tubuh mungil yang tadinya putih tanpa
cacat itu. Melihatnya tidak berdaya seperti ini, mengingatkanku pada sosok
wanita yang sangat aku cintai, kim hye in kakak perempuanku.
.
“ji
hyun mianhe, aku telah banyak menyakitimu,,,”kalimat itu yang kini terus muncul
pada fikiranku. Aku beranikan menyentuh wajahnya. Wajah tidak berdosa yang
selama ini aku siksa. Bagaimanapun aku harus menebus rasa bersalahku padanya,
tapi bagaimana caranya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar