Blogger Widgets
Assalamualaikum, Welcome To My blog's!!
"

Rabu, 24 Desember 2014

Caught In Love (capter 4, AND)



Title     : Caught In Love (capter 4, AND)
Autor   :Park Nayya
Cast :   -     Luhan EXO
-          Park ha ni (CO/you)
-          Kai EXO
Rating :  NC 17
Genre  :  Romance, sad.
Lenght :  Chapter
 
Chingu perjumpaan terakhir dengan si Luhan di FF ini, semoga kalian suka,, yuk langsung intip

NO Plagiat, NO copy,, NO,NO,NO!!!
Masih banyak TYPO gentayangan,, mianeee!!!

Happy Reading,,,,,,,^.^

***

“luhan,, lepaskan dlu sepatumu, baru kau tidurlah” tak ada jawaban
Aku mendekat ke arahnya, kucoba buka sepatu itu, namun tiba-tiba ia terduduk, sungguh membuatku kaget.  
“PARK HA-NI,,jangan pernah kau sentuh tubuhku”  aku dibentak, dengan nada yang cukup membuat telingaku sakit,,, ia berjalan ke dalam kamar dan lagi-lagi membanting pintu kamar,, braaaak
“ah ada apa dengannya”,,, entahlah....

Ku tarik selimut, kubayangkan wajah kai, sungguh bahagia ku bisa bertemu  dan memeluknya. Terlintas luna di fikiranku,,,,aku terduduk, berfikir apa hubungan luna dan luhan,,, setelah luna marah, luhan datang dikehidupanku menghancurkan segalanya,,, mungkinkah luna dan luhan ada kaitanya? Mungkinkah? Mungkinkah luna setega itu?
Fikiranku mencari beribu ribu jawaban dari semua pertanyaan dibenakku...

Kuberjalan mendekatkan diri di jendela kamar, ku buka dan ku tatap langit malam ini,, tak ada bintang menghiasi malam ini, angin berhembus, dingin seakan menusuk tulang-tulangku,,
“sepertinya hujan mau turun” bisik hatiku, gemelegar guntur bergemuruh di balik awan-awan hitam. Kututup jendala dan mulai pejamkan mata, berharap kai menyapa dalam mimpiku

***

Pagi ini ku bergumul dengan dapur, menyiapkan sarapan, setidaknya aku harus mengucapkan terima kasih pada luhan karna saat aku melihat kai, dia memperbolehkanku menemuinya.
Kulihat ia berjalan kearah pintu, sepertinya ia mau keluar.

“luhan mau kemana? Ayolah sarapan dulu,, aku sudah mempersiapkanya untukmu”
Ditatapknya masakan tertata rapi dimeja makan. Akhirnya dia berbelok, duduk dan mengambil alat makan, ku ambilkan nasi, aku duduk tepat di depanya, kita hanya diam dan menikmatinya

“Gumawo,,,,” ku awali pembicaraan
“Buat apa?” tanpa menoleh dan tetap melanjutkan sarapanya.
“mengijinkanku bertemu dengan kai, gumawo,,,” dia hanya diam
“ tapi luhan... aku ingin tanya, kamu begitu akrab dengan luna, kalian ada hubungan apa?”
Tiba-tiba dia berhenti mengunyah, ia menatap tajam kearahku,,

Praaak,,,,
Dilempar piring yang ada di depannya
“Sudah ku katakan jangan sekali-kali bertanya apapun kepadaku”
Ia beranjak berdiri,, namun langkah kakinya terhenti,
“dan ingat ha-ni jangan pernah lagi sebut nama kai di depanku, atau dia akan ku bunuh sekarng juga, ARA”

Ku tatap punggungnya saat ia  melangkah keluar apartement,,  hanya terdiam dengan sikap luhan, dia memang orang yang sangat kasar tapi bukankah dia sudah berubah? Mengapa berubah lagi menjadi menakutkan seperti ini” airmataku jatuh, sakit hatiku kembali lagi menyapa.

Tanpa disadari waktu terus berjalan, tinggal 4 hari kebersamaanku denganya, dan yang paling aneh sekarang adalah aku merasa seperti bukan tawanan, aku bisa menikmati hidup bersama luhan, menikmati segala aktivifasku di apaartement ini, menikmati sikap luhan yang kasar walau kadang-kadang baik, menikmati semua keadaan ini.

***


Tet,,,tet....
Bel apartement berbunyi, kulari kecil,, ku lihat dr layar siapa yang datang, ternyata luhan, tp bersama siapa dia? Sepertinya dia dipeluk seseorang, Ku buka pintu secara perlahan,,,

Sungguh kaget saat melihat luhan dipapah oleh seorang yeoja cantik, dan  tercium bau alkohol dari tubuh mereka.
yeoja itu melangkah masuk bersama luhan, di baringkannya luhan diatas sofa,,

“miane membangukanmu malam-malam,, “ kata yeoja cantik itu padaku
“tadinya aku mau bawa luhan ke hotel, tapi ia tidak mau, dia ingin kita tidur di apartementnya, karna ada pembantu yang selalu menunggunya, tak aku sangka pembantunya seorang yang masih gadis”
Yeoja itu menatapku dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki,

“pembantu”
 Kata itu telah melukai harga diri dan perasaanku,, selama ini luhan hanya menganggapku sebagai pembantu?
walau aku tawanannya, namun dia pernah mengatakan cinta padaku (baca capther 3), dan sekarang?” tenggorokanku terasa panas menahan air mata yang ingin keluar membasahi pipi, namun aku seorang yang lemah hingga tak bisa menahanya,, air mataku leleh begitu saja. Aku hanya bisa diam melihat mereka,, tanpa berbicara,

“dimana kamar luhan” yeoja itu bertanya lagi padaku,
Aku hanya bisa menunjuk, dimana kamar luhan berada, di papahnya lagi luhan menuju kamar tidurnya,, aku hanya bisa diam melihat mereka, sakitnya sungguh tak bisa aku gambarkan.

***


Tok, tok...
Ku beranikan ketuk kamar luhan,
“yah,,, ada apa?”
Suara luhan menjawab ketukanku, entah apa yang ada di fikiranku, tiba-tiba keberanian menuntun tubuhku,, ku buka pintu itu,, ku dapati mereka bergumul di bawah selimut bercanda di atas ranjang.

Ku tatap tajam yeoja itu
“YAK,,,apakah kamu tidak akan pergi, apa kamu akan trus disini sampai pagi” kemarahan sudah menyelimuti jiwaku. luhan terlihat kaget, dia turun dari ranjang dan hanya mengenakan celana jinsnya,,ia sudah dalam keadaan telanjang dada,,,

“kenapa kamu marah cantik,” ia mendekatiku,  diraihnya daguku dan dia berusaha menciumku,, namun aku menghindar... plaaaak,,,, kutampar dia, terlihat kemarahan di sorot matanya
“ada apa denganmu, bukankah kamu masuk kesini ingin bermain bersama kami, bukankah kamu menginginkan tubuhku” tanganya dengan nakal memegang area sensitif tubuhku.

 Plak,,, kutampar lagi ia untuk ke dua kalinya.tanganku diseret keluar kamar. “keluar dari kamar ini pelac*r” pintunya ditutup dan  dikuncinya dari dalam

Aku hanya bisa menangis menahan perlakuanya, hatiku benar-benar perih, seperti tersayat,, molla, aku tak tau, aku marah karna dikatakan pembantu atau karna yeoja itu tidur bersama luhan. ku tak bisa beranjak dari tempat ini, ku pegang dadaku dan menagis sejadi-jadinya tanpa suara, sesak sekali nafasku...
1menit..
2menit...
3menit...
Du dengar desahan-desahan kenikmatan dr balik pitu ini, kakiku lemas,, tak mampu lagi menopang tubuhku, dengan tangis yang tertahan aku terkulai di lantai,,, mengapa perasaanku seperti? Mengapa? Mengapa mesti sesakit ini?

***


 Kuputuskan pagi ini untuk meninggalkan apartement , aku tau yeoja itu sudah pergi dari sini. Ku pakai seragam sekolahku, walau luhan sering membelikanku pakaian, namun 1pun tak akan pernah aku bawa, sesekali aku masih sesegukan mungkin sisa dari tangisku semalam, aku tau mataku sekarang amat sembab, tapi aku tak malu jika bertemu orang –orang di luar sana,, dari pada aku harus tersakiti disini,,, sudah cukup aku rasakan.
Aku keluar dari kamar..

“kau mau kemana park ha ni”
Suara luhan menghentikan langkahku, ku berbalik dan menatap kearahnya, wajah luhan terlihat pucat, sepertinya keringat dingin menetes pada dahi dan lehernya, dan aku tak perduli skrng

“aku mau pulang” air mataku meleleh lagi
“apakah kamu lupa dengan perjanjian kita? Tidakah sadar tinggal 2hari saja waktu kesepakatan kita?” suaranya parau, seperti menahan suatu kesakitan atau sesuatu yang membuat dirinya tak nyaman

“Yah aku kemarin msih ingat dengan perjanjian kita, namun mulai semalam aku telah lupa seuanya, aku muak dengan kamu, aku tak mau satu atap dengan bajingan kotor sepertimu”

“ kamu tau konsekuensi saat kamu melarikan diri dariku?”
“ARA,,aku tau luhan, aku sangat tau,,, kamu akan membunuh orang tuaku? Kau akan membunuh kai? Aku sekarng tak perduli sama sekali, tak perduli,, bunuh mereka, dan aku akan ikut mati bersama mereka, orang-orang yang aku cintai,,, silahkan BUNUH MEREKA keparat” tangisku meledak,, isakan tangis ini membuat suaraku serak dan terbata bata.

“kau samakan aku dengan pelac*r-pelac*r itu, sungguh aku tak sudi, lebih baik aku mati terbunuh olehmu “ terdengar bergema tangis ini.

Aku melangakah keluar, namun tangan luhan menarik tanganku, kurasakan tangan itu begitu panas sepertinya  tanganku tersulut api yang begitu membara, mungkinkah amarah luhan membuat tubuhnya memanas,, atau luhan sedang sakit??? Tp apa perduliku....

“ha-ni  jangan pernah berfikiran untuk kluar dari tempat ini, bertahanlah 2hari saja ha-ni,,, setelah itu kamu bebas,,, aku tak akan pernah mengganngu hidupmu lagi, aku janji”

Kurasakan pegangan tangan luhan melemah..
Anii,, aku benar-benar tak perduli denganmu”

“tungg,,,,”
Bhuuuuk,,,,
Betapa terkejutnya ku lihat tubuh luhan terkulai dilantai, panik mengingapi diriku,,,
“luhan bangun,, luhan” kugoyang-goyangkan badanya namun sama sekali tak ada respon,,

 Bibirnya gemetar, keringat dingin membanjiri sekujur tubuhnya, ku pegang tubuhnya,, sungguh sangat terasa panas,, kupapah ia menuju kekamar,,,
“Semoga tak terjadi apapun dengan luhan,,”

Sekilas aku lupa dengan rasa benciku, rasa marahku, dan lupa akan kejadian semalam, ku letakan tasku di atas kursi samping ranjang, kuberanikan diri membuka baju luhan dan menggantikanya yang baru, ku selimuti dan ku pasang thermometer pada mulutnya, aku keluar kamar dan ku masakan iar panas untuk mengompres tubuhnya,,,
***


Hari sudah sore tp luhan mengapa belum sadar juga,, hatiku sangat cemas, takut jikalau terjadi sesuatu yang tidak aku harapkan.
Ku duduk tepat di sampingnya, Ku tatap lekat wajahnya, kudapati kehangatan pada wajah itu. Airmataku meleleh,,, tak kuasa menahan tangis, aku berdiri, kubuka pintu (yang menghubungkan antara kamar dan balkon) ku berdiri dibalkon, ku pandang suasana kota seoul sambil menangis,,

Tiba-tiba sebuah tangan memeluku dari belakang,
miane ha-ni”
Suara itu terdengar lembut di telingaku, di baliknya tubuhku
gwanjana,, “ kutanya luhan dengan penuh kekwatiran, tanpa aba2 kueluk erat tubuhnya,,

aku yang tidak mengerti dengan sikap luhan yang kadang kasar kadang lembut, dan yang lebih tidak aku mengerti adalah sikapku sendiri, kadang2 ku sangat membencinya namun ku ingin selalu berada diekatnya,,,

“ha-ni...”
“ne...”
“sarange,,”
Aku tak bisa menanggapi pernyataannya, karna menurut keyakinanku tetap kai-lah cintaku bukan luhan,, aku seperti ini, karna mungkin hanya ada aku dan dia disini, aku yakin itu.

“untuk malam ini sja, tinggal bersamaku dikamar ini, bsok pagi pulanglah,, aku tak akan menahanmu lagi, dan miane trus-trusan menyakiti perasaanmu”
“chua?..” ku seka airmataku,, dan aku tersenyum senang.

Ku masuk kedalam kamar kuambil selimut tebal, untuk menutupi tubuh luhan,,, kami duduk-duduk dibalkon sambil menikmati indahnya kota seuol.

“ Park ha-ni, bisakah kau memaafkanku?” blum sempat aku jawab pertanyaanya namun kata-kata luhan dilanjutkanya
“Aku pernah berhutang budi pada seseorang, dia memintaku untuk mengerjaimu, akhirnya aku mengerjaimu dengan kelewat batas, miane” aku hanya terdiam menatap luhan

“sebenarnya dari awal tak ada rancana untuk merenggut kesucianmu, namun saat kulihat kamu begitu membela pacarmu, entah mengapa aku melakukan itu”
Isak tangisku mulai terdengar, entah mengapa aku tak bisa marah, hanya diam dengan segala kebisuan.

“aku jg tak punya rencana untuk menyakiti orang tuamu, bahkan aku tak tau secara pasti dimana orang tuamu tinggal, hanya aku melihat buku diarimu pada saat kita berada di villa (baca capther2), disana tertulis alamatnya dengan jelas,, miane ha-ni”

“aku mulai mencintaimu setelah  kulakukan hal bejat itu,,”
Ku lihat tangis luhanpun menjadi pengiring ceritanya,

“dan aku membawamu bersamaku, agar kamu bisa mencintaiku, tp aku slah ha-ni.. ternyta aku menyakiti perasaanmu lagi dan lagi,, miane ha- ni miane

Penyesalan terukir diwajahnya, ia tertunduk dan  menangis sesegukan, akupun tak bisa menahan perasaanku, entah perasaan macam apa ini,,,, kulari masuk kedalam kamarku, tanpa memperdulikan luhan yang tetap menunduk dengan isak tangisnya.

Tak mengerti mengapa perasaan yang begitu sedih bergelaut dalam diriku,,, disisi lain aku merasakan debaran yang sungguh diluar kuasaku..

***


Ku kenakan kembali seragamku, entah mengapa diriku tak mampu berpamitan dengan luhan.
Hanya sepucuk surat ku tinggalkan di dalam kamar.

Luhan POV
“ha-ni.. park ha-ni”
Ku ketuk pintu kamar ha-ni namun tak ada jawaban, ku ketuk berkali-kalipun tetap tak ada sautan dari ha-ni,,
mungkinkah ha-ni meninggalkan tempat ini tanpa memberi tahukanku?

Ku coba membuka pintu itu, ternyata tidak terkunci,,,
Kumelangkah memasuki kamar, tak kudapati ha-ni disana, kucoba buka almari,, baju-bajunya tetap tertata rapi, namun seragam sekolahnya tidak ku temukan.

“ha-ni benar-benar sudah pergi,, miane ha-ni” bisiku dalam hati dengan penuh penyesalan.
Kulangkahkan kaki keluar, namun mataku menangkap sepucuk surat di atas bantal.
Kuambil dan kubuka surat itu, sambil ku duduk di tepian ranjang...

Luhan-sii...
Apakah aku harus meminta maaf? Untuk apa?....
Apakah kamu yang harus meminta maaf?  Bahkan maafmu tak bisa merubah keadaan...
Haruskah aku berterima ksih, karna cintamu? Pada kenyataanya cintamulah yang membawa aku melewati fase yang sugguh menyedihkan dalam hidupku,,,
Dan haruskan ku dengar rasa terima kasih darimu? Sungguh akan membuatku merasa sakit,,,,
Luhan sii....Taukah kamu arti cinta yang sesungguhnya?

Aku berharap bisa memutar waktu,, aku ingin mengenalmu sebelum aku ternoda olehmu dan teman-temanmu, sebelum aku kotor seperti ini, aku ingin mengenalmu dengan baik dan bersahabat baik,, andai harapan itu ada, namun  Harapan adalah sebuah keinginan mungkinkah jadi kenyataan??

Park ha-ni


Airmataku tak bisa aku bendung,,,
Kata demi kata sungguh  menusuk hatiku,, tak kuasa ku bayangkan kepedihan dan kesakitan ha- ni, Dan akulah penyebab semuanya, aku mencintainya namun aku yang sangat melukainya.


THE AND







*Miane jika banyak salah kesalahan cingu,,,,
  Nantikan Next FFku ya,,,
*Kritik dan saran tetap dinanti ^.^
*jika banyak yg berharap sequelnya, silahkan comment,,,,
 akan autor lanjutkan ini cerita,, :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar