Title : Caught In Love (capter 3)
Autor : Park nayya
Cast
: -
Luhan EXO
-
Park ha ni (oc/you)
-
Kai EXO
Rating : NC 17
Genre :
Romance, sad, yadong (?)
Lenght :
Chapter
Nie
FF sudah sampai chapter 3, semoga chingu tidak bosan dengan ceritanya, cerita
100% murni imajinasi autor, hanya cast yang pinjam K-POP Idol J
NO
Copy, NO Plagiat, NO, NO, NO!!! AWAAAS
TYPO lagi-lagi gentayangaan ^.^
Happy Reading......
***
“miane ha ni,,,”
tatapan
itu,,, belum pernah aku melihatnya, ketulusan terpancar dari matanya, dan
dipelukanya lagi tubuhku, digendongnya menuju mobil,, aku duduk tepat
disampingnya,, deru nafasnya kurasakan saat ia mengenakan sabuk pengaman di
tubuhku,,
Perlakuanya
saat itu membuat jantungku berdenyut kencang, airmatanya membuat hatiku
merasakan sakit, pelukanya hangat dan nyaman, ku tatap wajahnya,, pandanganya
lurus kedepan fokus pada jalan yang kita lewati,,,
“Siapa sebenarnya dia? Apa tujuanya? Kenapa
tiba-tiba perlakuanya berbeda dari biasanya?” bisiku dalam hati.
***
Matahari
pagi dengan lembut membelai wajahku, mataku masih tertutup rapat namun ku bisa nikmati
kehangatanya, ku buka perlahan-lahan kelopak mataku, kaget... saat melihat
luhan duduk bersandar disebelahku.
“apa..auh,,”
Belum
selesai aku bertanya, namun kurasakan tanganku begitu sakit, sambil berusaha
duduk kupegang bagian dimana aku kesakitan, astaga,, smua luka ditubuhku
tertutup oleh palster penbalut luka, mungkinkah
luhan? Entahlah, yang pasti pagi ini perasaanku tak seperti biasanya, ada
perasaan hangat yang bergelayut dihatiku.
Luhan
menatapku datar, ia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku sungguh merasakan
kebahagian yang tiada tara,
“Cepatlah
mandi dan ganti bajumu, hari ini kita ke seoul”
“ne
.....” kakiku reflek langsung bangkit menuju kamar mandi.
Keluar
dari kamar mandi kulihat seragamku tertata bersih diatas ranjang lengkap dengan
tas dan sepatuku. Airmataku tiba-tiba saja membasahi pipi,,,
“akhirnya
aku bebas,, aku bisa ke seoul” kata yang keluar di tengah isak tangisku
“
jangan senang dulu park hani”
Kutoleh
kebelakang, suara luhan mengagetkanku
“apa
maksutmu, bukankah kau bilang kita akan ke seoul?”
“benar
kita ksana, tapi bukan berarti aku membebaskanmu”
Bajingan
ini memang sama sekali tidak berubah, dia hanya pura-pura baik terhapaku.
“Aku
membebaskanmu ikut denganku, tapi jangan macam-macam, karna kalau kau melarikan
diri dan membuatku marah, orang-orang yang kau cintai bakal mati, ara?”
“bukankah
orang tuamu tinggal di jl.kohino jac 237 teocen, jepang?” tanganya mencengkeram
daguku kuat
“bajingan,,,,jangan
pernah sentuh ke dua orang tuaku, atau aku akan benar-benar membunuhmu”
“Tidak
ketinggalan jg kai, salah satu
senjataku,, ingat cantik, sebelum kau membunuhku, mereka sudah akan lebih dulu
terbunuh oleh orang-orangku” senyumnya licik.
***
Pemandngan
di kota seoul sudah sedikit gelap, Hampir 6 jam perjalanan dr villa tempat
dimana luhan menyekapku sampai ke seoul.
Ku hirup udara kota seoul, membuat hatiku terenyuh, aku bisa lagi
merasakanya,,, aku pasrah dengan apa yang akan di lakukan luhan padaku, selama
ia bisa menjamin keselamatan kai dan juga ke dua orang tuaku.
Mobil
luhan belok disebuah apartement mewah ditangah kota seoul, ku ikuti trus langah
kaki luhan tanpa sedikitpun berfikir aku ingin lari, padahal kesempatan itu
ada, tapi,,, keselamatan orang-orang yang aku cintai ada di tangaku. Sedih
rasanya....
“masuklah..
inilah tempat kita tinggal sekarang,,,”
Pintu
apartement di tutupnya kembali,
“kita?”
suaraku lirih berharap ia tak mendengarkanya
Matanya
menatapku, ia mendekat kearahku
“omo apa maunya”
bisiku dalam hati. Dengan hitungan detik, tanganku di tarik duduk di pngkuanya,
bibirnya melumat bibirku, tanganya masuk pada seragam sekolahku. Aku berdiri
menghindarinya..
“jangan
sekarang luhan, aku lelah”
Tanpa
memperdulikan ucapanku, ia berdiri dan menciumku dengan kasar,, membuka semua
pakaian yang menutupi tubuhku. Melawanpun akan percuma jika sudah seperti ini.
Hatiku di hinggapi rasa sakit yang begitu dalam. Ku hanya bisa pasrah dengan
apa yang ia mau, tanpa sedikitpun memperdulikan perasaanku sebagai manusia, ia
menjamahku hingga berulang-ulang kali, sampai pagi menymbut kami.
Setelah
sarapan ia menyodorkan sebuah tiket pesawat dan pasport ke arahku. Kuambil dan
kubaca tiket dan pasport itu.
“London?”
ku baca negara tujuan yang tertulis pada tiket.
“dua
minggu lagi aku akan kembali ke london, sebelum aku pergi kamu miliku, nikmati
sisa waktu kebersaaman kita, hiduplah normal selama 2 minggu ini”
Aku
hanya diam, malamun dan menelaah apa yang ia maksut,
“nikmati sisa waktu kebersaaman
kita, hiduplah normal selama 2 minggu ini”
“Park
ha ni,,, Ha ni-sii, tidakah kau mendengarku”
Suara
luhan mengagetkanku.
“Ne,,
aku mendengarmu luhan, dua minggu ini ku coba hidup normal bersamamu” walaupun
aku sendiri tak mengerti apa maksut dari ucapanku setidaknya ia tak lagi banyak
permintaan. aku akan pertahan dalam waktu dua minggu ini. Aku yakin bisa!!
***
Makan
malam kali ini, aku ingin memasaknya sendiri, ku buka kulkas, banyak sekali
persedian sayur dan ikan. ku coba memasaknya, akhirnya berhasil juga, tapi
entah rasanya....
Jam
18.30 luhan datang ke apartement, terlihat ia kaget melihat masakan tertata
rapi diatas meja makan.
“luhan-sii
aku menyiapkan makan malam untuk kita”
Tanpa
banyak bicara, ia duduk dikursi makan dan mulai menyantap makanya, aku duduk
tepat dihadapanya, ku lihat baik-baik namja yang ada di depanku ini, begitu
lahap ia makan, aku menangkap sesuatu di matanya, matanya terlihat nanar, air
matanya menghiasi kelopak mata, sebentar lagi airmata itu akan terjatuh, aku
pura-pura tak melihatnya, ku ikut menyantap makan malam ini, ku nikmati
masakanku sendiri,, aaah sungguh terasa enak,,,
sesekali
mataku menangkap luhan saat mengusap air matanya.
“Siapa
sebenarnya dia?”pertanyaan itu belum juga terjawab olehku.
“luhan,,,”
secara perlahan ku mulai mengajaknya berbicara
“Sebenarnya
siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini padaku? Sungguh aku ingin tau,
jawablah pertanyaanku kali ini”
Ia
hanya diam tampa menolehku, sumpit di jari diletakan, diteguknya air putih
yang ada di atas meja, lalu ia berdiri
“Selesai
makan bersihkan, setelah itu kita liat film di ruang tengah dan jangan pernah
pertanya apapun lagi kepadaku ara”
Ku hanya bisa diam, airmata menetes di pipiku,
ku beranjak membersihkan sisa makanan, kucuci semua piring yang kotor,,
kurasakan batinku begitu tersiksa, tangis yang mau meledak ku tahan sekuatnya,
sampai tenggorokanku terasa sakit, nafasku seakan terputus membendung suara
isak tangis yang akan keluar,,, kupegang dadaku dengan kuat, kuharap luhan tak
mengetahuinya, aku takut dia marah dan berbuat kasar lagi,,, aku takut, sungguh
aku sangat takut, mungkin tubuhku bisa menerima perlakuan kasarnya, tapi tidak
dengan batinku.
Sedikit
ku seka mukaku dengan air,, dan berjalan menuju ruang dimana luhan menatap
serius layar tv.
“park
ha ni,, apakah kamu menangis?” tanya luhan melihat keadaan mataku yang sedikit
membengkak
“anii,,” aku berkilah, kurebahkan badanku
duduk dikursi sebelahnya
Kami
tertawa bersama sambil melihat adegan demi adegan di layar TV, film komedi romantis mungkin memang pilihan
luhan, ku lirik wajahnya, saat seperti ini, ia terlihat polos, tak sedikitpun
terlintas jika ia adalah orang yang kasar, tangan luhan menarik kepalaku di
sandarkan pada bahunya, aku kaget dengan perlakuan ini.
“Ha
ni saranghae,,, jadilah wanita yang kuat, hiduplah bahagia jika kelak aku tak
ada disampingmu lagi” keningku dicium dengan lembut.
Aku
mematung seketika, mungkin ini hanya pura-pura namun aku menemukan lagi
ketulusan dari wajahnya. hilang seketika akal sehatku,, ku beranikan mencium
bibirnya, kulumat lembut bibir merah itu,, di sambut tak kalah lembut olehnya,,,
oh Tuhan apa yang terjadi???
Aku
sadar, lalu berdiri dengan slah tingkah “mian,, eh ah,, e,, miane”
Ku
lari kedalam kamar, jantungku seakan lepas dari tempatnya, tubuhku gemetar
hebat, hatiku berdebar-debar berirama tak beraturan, belum pernah kurasakan
perasaan aneh seperti ini, sekarng apa yang terjadi padaku.
Kuberusaha
memejamkan mata, namun bayangan luhan tetap menari dikepalaku, tanpa aku
sadari, senyum-senyum kecil menghiasi kehidupanku malam ini. Ah,,, aku tak bisa
tidur, kuputuskan tuk pergi ke balkon, setidaknya ku bisa menhirup udara segar
dimalam hari..
“Tidak
bisa tidurkah kamu ha-ni sii”
Luhan
ada di dsna, dari yang aku tangkap dia sedang memikirkan sesuatu, karna
diwajahnya tersirat sedikit rasa kecemasan.
“Ne,,
“ entah mengapa kejadian tadi melintas
di otakku. Sungguh malu yang aku rasakan. Ku putar balik tubuhku, ku urungkan
niat berdiam diri disini,
“Ha
ni ayo besok kita ke bioskop”
Ku
hentikan langkahku “bioskop? Benarkah? Baiklah luhan ayo kita nonton”
Kebahagian
ini lagi-lagi tak bisa ku tutupi, kulanjutkan langkahku kembali ke dalam kamar,
ku tinggalkan luhan disana sendirian.
***
Tinggal
menunggu luhan, aku sudah siap berangkat, tapi mengapa dia belum juga datang,,
mungkin saja lagi terjebak macet.
Teet,,,
Suara
bel berbunyi, “siapa yang datang, gak mungkin kalau luhan sampai pencet bel”
gumamku.
Pabo,,,tanpa
aku melihatnya, langsung kubukakan pintu. Ternyata mereka adalah ke dua namja
breksek temanya luhan (baca capther 1). Langsung saja mereka nelonyor masuk ke
dalam.
Tubuhku
seketika lemas melihat mereka.
“Ap..apa
yang kalian lakukan dsni, apakah kalian me, menunggu luhan?” suaraku terlihat
jelas kalau aku sedang tremor menahan rasa takut. Mereka duduk begitu saja di
sofa.
Kakiku
tak mampu beranjak, entah mengapa tatapan mereka sungguh mengakutkan, anii,, lebih tepatnya menjijikan.
“ternyata
disni ada ha-ni sii,, pantesan luhan betah tak keluar apartement, dia mempunyai
boneka baru rupanya” sedikit senyum nyerir dari salah satu namja itu
“yah
park ha ni..... ternyata kamu juga wanita gampanga, hehe. Awalnya diperkosa eh
tak taunya ketagihan, hingga tinggalnya disini trus,, hahaha”
Betapa
sakitnya aku mendengar celoteh mereka, airmataku tumpah, tak bisa aku tahan
kesakitan hati ini, dari pembicaaraan mereka aku tau kalau mereka bernama kris
dan tao.
Kris
mendekatiku, tak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi, tubuhku tetep gemetar
entah trauma atau apa, kakiku benar-benar tak bisa beranjak,,, dia berusaha
menciumku, namun aku menghingdar,,,, ku tendang sekuatnya akhirnya dia jatuh,
giliran tao mendekatiku, dia menamparku dengan sangat keras hingga aku terkulai
jatuh kelantai.
“Boneka
Luhan adalah boneka kami juga, pelac*r”
Mereka
berdua mendekatiku,,, giliran tao yang berusaha menciumku, namun aku menghindar
sebisaku,,, “jangan jual mahal kau ha-ni,, bukankah kita sudah pernah
melakukannya bersama.. hahahhaa”
Klek suara pintu terbuka,
Ku
lihat luhan berdiri disana matanya memerah, tangannya mengepal penuh amarah,
belum pernah aku melihat wajah luhan memerah semarah ini.
“Apa
yang kalian lakukan, brengsek”
Dia
berjalan menghampiri tao tanpa memperdulikan kris dan aku,, dipukulnya tao
berkali-kali tanpa ampun, tao hanya diam tanpa perlawanan, kuliahat darah sudah
membanjiri wajah tao, kris hanya
berusaha memisahkan mereka,,
“mian
luhan miane,, “ terdengar dari suara tao. Luhan tidak memperdulikannya.
“keparat,, jangan sekali-kali kau sentuh lagi ha-niku, keparat, aku akan membunuhmu”
“keparat,, jangan sekali-kali kau sentuh lagi ha-niku, keparat, aku akan membunuhmu”
Kris
berhasil menarik tubuh luhan, “hentikan, oke kita pergi dari sini”
Ucap
kris yang beranjak pergi dari apartement sambil memapah tao.
Ku
lihat luhan, ia lemas tertunduk di lantai, badanku gemetar, aku masih terduduk
disini sambil mendekap kedua lututku, smua oragan tubuhku dari ujung rambut
hingga kaki kurasakan bergetar,, luhan berjalan mendekatiku
“ha
ni gwencana?? Miane ha-ni aku datang sedikit terlambat” dipeluknya tubuhku
dengan hangat, tubuhku diangkat luhan ,,, dibaringkan di atas ranjang, diselimuti
seluruh badanku kecuali wajahku,, dia keluar mengambil air hangat dalam ember
dan selembar handuk kecil, tanpa bicara tanganya mulai mengusap lembut wajahku
dengan handuk,, dbersihkan wajahku dari keringat dingin yang keluar.
Kursakan lagi kehangatannya, kutatap dalam
wajah luhan, terlintas teringat kata yang dia ucapkan“jangan sekali-kali kau sentuh lagi ha-niku” ku akui hatiku
tersanjung, dia melakukanya dengan ketulusan hati, aku tau itu
.
dia
berdiri hendak meninggalkanku sendiri
“tidurlah
ha-ni” dikecup mesra keningku, saat melangkah keluar kutarik tanganya
“luhan,,
tidurlah disini bersamaku, temani aku untuk malam ini”
Ia
keliatan kaget mendengar permintaanku, namun ia meng’iyakanya
Memutar
menuju ranjang sebelah kiri, lalu dibaringkan tubuhnya mendekatiku, kepalaku di
raih, ditenggelamkan dalam dada bidangnya, tanpa bicara kupeluk tubuhnya,
kunikmati keadaan ini, sungguh hatiku malam ini tersenyum bahagia, aku tak
mengerti dengan apa yang aku rasakan,
mungkinkah aku mencintai luhan? Ah tidah mungkin, karna bagaimanapun aku
membencinya! Yang aku tau saat ini,
aku tak ingin lepas dari pelukan ini, tak ingin kuakhiri kehangatan ini.
***
Saat
teringat kemarahan wajah luhan semalam, mengapa justru aura kelembutan yang
keluar dari wajahnya, otakku semakin ngawur, apa aku sangat terpesona? Ah Mungkin saja...
Sore
ini luhan mengajakku lagi ke bioskop ia berjanji tak akan terlambat dan aku
menyutujuinya,, waktu tinggal 5 hari lagi bersama luhan setidaknya akan
kumanfaatkan dengan baik, karna akhir-akhir ini dia juga baik terhadapku.
Hampir 2 bulan tak pernah ku temui hiruk pikuk
hinar binar kota seoul, malam ini benar-benar istimewa,,,, aku melihat keramaian
kota lagi,,,
Rasanya
aku seperti orang bodoh, teriak kesana kesini karna bahagia. Luhan hanya
melihatku dan kadang-kadang tersenyum kecil melihat tinggakahku,
Keluar
dari bioskop, kita berenca mampir ke cafe untuk sekedar membeli ice cream,
tapi,,,,
di depanku kulihat sosok namja yang sangat aku rindukan,,, kai ada disini
betapa gantengnya dia malam ini, aku hanya diam terpaku tanpa berani melangkah.
Luhan memperhatikanku, setelah itu melihat apa yang ku perhatikan. Aku tak
peduli dengan luhan,, ku terus maju namun langkahku dihentikan luhan
“kau
boleh menemui kai, tapi jangan pernah mengatakan sesuatu atau kamu macam-macam”
dikeluarkannya sebuah handphone dari tanganya
“saat
kamu melakukan kesalahan, sekali pencet orang tuamu bakal m*ti arraso”
kupandang
luhan dengan tatapan yang penuh arti, kuanggukan kepalaku.
ku melangkah mendekati kai, ku tepuk
pundaknya, ia menoleh kearahku dengan tercengang...
“kai”
kupeluk ia dengan erat, aku menangis dipeluknya
“kai
aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu, sarange kai”
“ha-ni
aku juga sangat merindukanmu, kenapa kamu ada disini? Kapan kamu plng dari
jepang?”
“jepang? Pasti ini akal-akalan
luhan, dasar pria gila” batinku
Tak
aku jawab pertanyaanya, tetap ku peluk erat sekali tubuhnya, menumpahkan semua
rindu yang ku simpan selama ini.
“kamu
bersama siapa kai, mungkinkah kamu berkencan? Mungkinkah kamu selingkuh
dibelakangku?” tanyaku penuh selidik.
“park
ha ni, kamulah satu-satunya cinta yang aku punya, tidak mungkin aku mencintai
orang lain lagi, pesan terakhirmu sebelum di jepang, kamu bilang untuk selalu menemani
luna, karna dia sahabatmu, makanya aku kemana-mana hanya dengan luna, tanpa
merasa menghianatimu ha ni” dipeluknya lagi tubuhku
“luna? Kai belum aku ceritakan
kalau luna juga mencintainya, tapi biarlah,, setidaknya 5hari lagi aku harus
berahan”bisik hatiku
“
kai aku harus pergi, karna aku masih di tunggu sepupuku diluar, lusa aku akan
menghubungimu, dan aku akan berangkat kesekolah lagi, kita akan bersama lagi
kai”
Belum
sempat menjawab, aku sudah lari di banyaknya kerumunan orang, dan bersembunyi,,
kai berusaha menemukanku,,,aku tetap bersembunyi. Sebenarnya aku ingin
mengatakan yang sebenarnya, namun aku tak bisa mengabaikan nyawa orang tuaku
“miane kai”
Kucari
keberadaan luhan,, kutemuakan sosoknya berbicara dengan seorang yeoja, mungkinkah itu pacarnya? Ku dekati mereka,,, alangkah terkejutnya saat
ku melihat luna berbicara akrab dengannya, inginku menyapa namun dia
mengacuhkanku,,
“okke
dech oppa,, sampai ketemu lagi ya” kata luna sedikit manja.
“Oppa”
entahlah apa hubungan mereka, aku tak tau, juga tak ingin mengetahuinya, masih kai yang menghindap
di otakku, sungguh sangat amat bahagia yang aku rasakan,
Kita
putuskan untuk langsung pulang tapa berhenti di cafe membeli ice kream.
Dalam
perjalanan luhan hanya terdiam, sesekali melihatku senyum-senyum sendiri.
“sebegitu
senangkah kamu?” tanyanya ketus kepadaku.
“Ne,, aku sangat senang luhan-sii,,
bahkan lebih dari senang, aku bisa melihat dan memeluk namja yang sangat aku
rindukan dan aku cintai” senyuk u tetap mengembang di bibir, tapi tidak dengan
luhan, seketika wajahnya berubah memerah seperti menangan suatu amarah, mobil
ini dilajukanya dengan kecepatan yang sungguh luar biasa.
Braak
,,,,
Sampai
diapartement dia menutup pintu dengan membantingnya
Entah
luhan marah karna apa aku juga tak tahu.
Dilempar
tubuhnya di atas sofa, dia berbaring, matanya di tutup dengan satu lengan,,
aaaissh kenapa dia tak melepas sepatu, dan aku hanya ingin mengingatkanya
“luhan,,
lepaskan dlu sepatumu, baru kau tidurlah” tak ada jawaban
Aku
mendekat ke arahnya, kucoba buka sepatu itu, namun tiba-tiba ia terduduk,
sungguh membuatku kaget.
“PARK
HA-NI,,jangan pernah kau sentuh tubuhku”
aku dibentak, dengan nada yang cukup membuat telingaku sakit,,, ia
berjalan ke dalam kamar dan lagi-lagi membanting pintu kamar,, braaaak
“ah ada apa dengannya”,,,
entahlah....
Ku
tarik selimut, kubayangkan wajah kai, sungguh bahagia ku bisa bertemu dan memeluknya. Terlintas luna di fikiranku,,,,aku
terduduk, berfikir apa hubungan luna dan luhan,,, setelah luna marah, luhan
datang dikehidupanku menghancurkan segalanya,,, mungkinkah luna dan luhan ada kaitanya? Mungkinkah? Mungkinkah luna
setega itu?
Fikiranku
mencari beribu ribu jawaban dari semua pertanyaan dibenakku...
*Terima ksih buat cingu yang masih
setia pada FF ini
*Jangan lupa tinggalkan jejak, yang
mau di tag di chapter selanjutnya,,,,,
Gamsamida...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar