Blogger Widgets
Assalamualaikum, Welcome To My blog's!!
"

Rabu, 24 Desember 2014

Caught In Love [capter 3]



Title     : Caught In Love (capter 3)
Autor   : Park nayya
Cast :   -     Luhan EXO
-          Park ha ni (oc/you)
-          Kai EXO
Rating :  NC 17
Genre  :  Romance, sad, yadong (?)
Lenght :  Chapter
 

Nie FF sudah sampai chapter 3, semoga chingu tidak bosan dengan ceritanya, cerita 100% murni imajinasi autor, hanya cast yang pinjam K-POP Idol J
NO Copy, NO Plagiat, NO, NO, NO!!! AWAAAS  TYPO lagi-lagi gentayangaan ^.^

Happy Reading......

***

miane ha ni,,,”
tatapan itu,,, belum pernah aku melihatnya, ketulusan terpancar dari matanya, dan dipelukanya lagi tubuhku, digendongnya menuju mobil,, aku duduk tepat disampingnya,, deru nafasnya kurasakan saat ia mengenakan sabuk pengaman di tubuhku,,

Perlakuanya saat itu membuat jantungku berdenyut kencang, airmatanya membuat hatiku merasakan sakit, pelukanya hangat dan nyaman, ku tatap wajahnya,, pandanganya lurus kedepan fokus pada jalan yang kita lewati,,,
Siapa sebenarnya dia? Apa tujuanya? Kenapa tiba-tiba perlakuanya berbeda dari biasanya?” bisiku dalam hati.

***

Matahari pagi dengan lembut membelai wajahku, mataku masih tertutup rapat namun ku bisa nikmati kehangatanya, ku buka perlahan-lahan kelopak mataku, kaget... saat melihat luhan duduk bersandar disebelahku.
“apa..auh,,”
Belum selesai aku bertanya, namun kurasakan tanganku begitu sakit, sambil berusaha duduk kupegang bagian dimana aku kesakitan, astaga,, smua luka ditubuhku tertutup oleh palster penbalut luka, mungkinkah luhan? Entahlah, yang pasti pagi ini perasaanku tak seperti biasanya, ada perasaan hangat yang bergelayut dihatiku.

Luhan menatapku datar, ia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku sungguh merasakan kebahagian yang tiada tara,
“Cepatlah mandi dan ganti bajumu, hari ini kita ke seoul”
“ne .....” kakiku reflek langsung bangkit menuju kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi kulihat seragamku tertata bersih diatas ranjang lengkap dengan tas dan sepatuku. Airmataku tiba-tiba saja membasahi pipi,,,
“akhirnya aku bebas,, aku bisa ke seoul” kata yang keluar di tengah isak tangisku
“ jangan senang dulu park hani”
Kutoleh kebelakang, suara luhan mengagetkanku

“apa maksutmu, bukankah kau bilang kita akan ke seoul?”
“benar kita ksana, tapi bukan berarti aku membebaskanmu”
Bajingan ini memang sama sekali tidak berubah, dia hanya pura-pura baik terhapaku.
“Aku membebaskanmu ikut denganku, tapi jangan macam-macam, karna kalau kau melarikan diri dan membuatku marah, orang-orang yang kau cintai bakal mati, ara?”

“bukankah orang tuamu tinggal di jl.kohino jac 237 teocen, jepang?” tanganya mencengkeram daguku  kuat
“bajingan,,,,jangan pernah sentuh ke dua orang tuaku, atau aku akan benar-benar membunuhmu”
“Tidak ketinggalan jg kai,  salah satu senjataku,, ingat cantik, sebelum kau membunuhku, mereka sudah akan lebih dulu terbunuh oleh orang-orangku” senyumnya  licik.

***

Pemandngan di kota seoul sudah sedikit gelap, Hampir 6 jam perjalanan dr villa tempat dimana  luhan menyekapku sampai ke seoul. Ku hirup udara kota seoul, membuat hatiku terenyuh, aku bisa lagi merasakanya,,, aku pasrah dengan apa yang akan di lakukan luhan padaku, selama ia bisa menjamin keselamatan kai dan juga ke dua orang tuaku.

Mobil luhan belok disebuah apartement mewah ditangah kota seoul, ku ikuti trus langah kaki luhan tanpa sedikitpun berfikir aku ingin lari, padahal kesempatan itu ada, tapi,,, keselamatan orang-orang yang aku cintai ada di tangaku. Sedih rasanya....

“masuklah.. inilah tempat kita tinggal sekarang,,,”
Pintu apartement di tutupnya kembali,
“kita?” suaraku lirih berharap ia tak mendengarkanya
Matanya menatapku, ia mendekat kearahku
“omo apa maunya” bisiku dalam hati. Dengan hitungan detik, tanganku di tarik duduk di pngkuanya, bibirnya melumat bibirku, tanganya masuk pada seragam sekolahku. Aku berdiri menghindarinya..

“jangan sekarang luhan, aku lelah”
Tanpa memperdulikan ucapanku, ia berdiri dan menciumku dengan kasar,, membuka semua pakaian yang menutupi tubuhku. Melawanpun akan percuma jika sudah seperti ini. Hatiku di hinggapi rasa sakit yang begitu dalam. Ku hanya bisa pasrah dengan apa yang ia mau, tanpa sedikitpun memperdulikan perasaanku sebagai manusia, ia menjamahku hingga berulang-ulang kali, sampai pagi menymbut kami.

Setelah sarapan ia menyodorkan sebuah tiket pesawat dan pasport ke arahku. Kuambil dan kubaca tiket dan pasport itu.
“London?” ku baca negara tujuan yang tertulis pada tiket.
“dua minggu lagi aku akan kembali ke london, sebelum aku pergi kamu miliku, nikmati sisa waktu kebersaaman kita, hiduplah normal selama 2 minggu ini”

Aku hanya diam, malamun dan menelaah apa yang ia maksut,
“nikmati sisa waktu kebersaaman kita, hiduplah normal selama 2 minggu ini”

“Park ha ni,,, Ha ni-sii, tidakah kau mendengarku”
Suara luhan mengagetkanku.
“Ne,, aku mendengarmu luhan, dua minggu ini ku coba hidup normal bersamamu” walaupun aku sendiri tak mengerti apa maksut dari ucapanku setidaknya ia tak lagi banyak permintaan. aku akan pertahan dalam waktu dua minggu ini. Aku yakin bisa!!

***

Makan malam kali ini, aku ingin memasaknya sendiri, ku buka kulkas, banyak sekali persedian sayur dan ikan. ku coba memasaknya, akhirnya berhasil juga, tapi entah rasanya....
Jam 18.30 luhan datang ke apartement, terlihat ia kaget melihat masakan tertata rapi diatas meja makan.

“luhan-sii aku menyiapkan makan malam untuk kita”
Tanpa banyak bicara, ia duduk dikursi makan dan mulai menyantap makanya, aku duduk tepat dihadapanya, ku lihat baik-baik namja yang ada di depanku ini, begitu lahap ia makan, aku menangkap sesuatu di matanya, matanya terlihat nanar, air matanya menghiasi kelopak mata, sebentar lagi airmata itu akan terjatuh, aku pura-pura tak melihatnya, ku ikut menyantap makan malam ini, ku nikmati masakanku sendiri,, aaah sungguh terasa enak,,,

sesekali mataku menangkap luhan saat mengusap air matanya.
 Siapa sebenarnya dia?”pertanyaan itu belum juga terjawab olehku.
“luhan,,,” secara perlahan ku mulai mengajaknya berbicara
“Sebenarnya siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini padaku? Sungguh aku ingin tau, jawablah pertanyaanku kali ini”

Ia hanya diam tampa menolehku, sumpit di jari diletakan, diteguknya air putih yang  ada di atas meja, lalu ia berdiri
“Selesai makan bersihkan, setelah itu kita liat film di ruang tengah dan jangan pernah pertanya apapun lagi kepadaku ara

 Ku hanya bisa diam, airmata menetes di pipiku, ku beranjak membersihkan sisa makanan, kucuci semua piring yang kotor,, kurasakan batinku begitu tersiksa, tangis yang mau meledak ku tahan sekuatnya, sampai tenggorokanku terasa sakit, nafasku seakan terputus membendung suara isak tangis yang akan keluar,,, kupegang dadaku dengan kuat, kuharap luhan tak mengetahuinya, aku takut dia marah dan berbuat kasar lagi,,, aku takut, sungguh aku sangat takut, mungkin tubuhku bisa menerima perlakuan kasarnya, tapi tidak dengan batinku.

Sedikit ku seka mukaku dengan air,, dan berjalan menuju ruang dimana luhan menatap serius layar tv.
“park ha ni,, apakah kamu menangis?” tanya luhan melihat keadaan mataku yang sedikit membengkak
anii,,” aku berkilah, kurebahkan badanku duduk dikursi sebelahnya

Kami tertawa bersama sambil melihat adegan demi adegan di layar TV,  film komedi romantis mungkin memang pilihan luhan, ku lirik wajahnya, saat seperti ini, ia terlihat polos, tak sedikitpun terlintas jika ia adalah orang yang kasar, tangan luhan menarik kepalaku di sandarkan pada bahunya, aku kaget dengan perlakuan ini.

“Ha ni saranghae,,, jadilah wanita yang kuat, hiduplah bahagia jika kelak aku tak ada disampingmu lagi” keningku dicium dengan lembut.
Aku mematung seketika, mungkin ini hanya pura-pura namun aku menemukan lagi ketulusan dari wajahnya. hilang seketika akal sehatku,, ku beranikan mencium bibirnya, kulumat lembut bibir merah itu,, di sambut tak kalah lembut olehnya,,, oh Tuhan apa yang terjadi???

Aku sadar, lalu berdiri dengan slah tingkah “mian,, eh ah,, e,, miane”
Ku lari kedalam kamar, jantungku seakan lepas dari tempatnya, tubuhku gemetar hebat, hatiku berdebar-debar berirama tak beraturan, belum pernah kurasakan perasaan aneh seperti ini, sekarng apa yang terjadi padaku.

Kuberusaha memejamkan mata, namun bayangan luhan tetap menari dikepalaku, tanpa aku sadari, senyum-senyum kecil menghiasi kehidupanku malam ini. Ah,,, aku tak bisa tidur, kuputuskan tuk pergi ke balkon, setidaknya ku bisa menhirup udara segar dimalam hari..

“Tidak bisa tidurkah kamu ha-ni sii”
Luhan ada di dsna, dari yang aku tangkap dia sedang memikirkan sesuatu, karna diwajahnya tersirat sedikit rasa kecemasan.
“Ne,, “  entah mengapa kejadian tadi melintas di otakku. Sungguh malu yang aku rasakan. Ku putar balik tubuhku, ku urungkan niat berdiam diri disini,

“Ha ni ayo besok kita ke bioskop”
Ku hentikan langkahku “bioskop? Benarkah? Baiklah luhan ayo kita nonton”
Kebahagian ini lagi-lagi tak bisa ku tutupi, kulanjutkan langkahku kembali ke dalam kamar, ku tinggalkan luhan disana sendirian.
***

Tinggal menunggu luhan, aku sudah siap berangkat, tapi mengapa dia belum juga datang,, mungkin saja lagi terjebak macet.

Teet,,,
Suara bel berbunyi, “siapa yang datang, gak mungkin kalau luhan sampai pencet bel” gumamku.

Pabo,,,tanpa aku melihatnya, langsung kubukakan pintu. Ternyata mereka adalah ke dua namja breksek temanya luhan (baca capther 1). Langsung saja mereka nelonyor masuk ke dalam.
Tubuhku seketika lemas melihat mereka.

“Ap..apa yang kalian lakukan dsni, apakah kalian me, menunggu luhan?” suaraku terlihat jelas kalau aku sedang tremor menahan rasa takut. Mereka duduk begitu saja di sofa.
Kakiku tak mampu beranjak, entah mengapa tatapan mereka sungguh mengakutkan, anii,, lebih tepatnya menjijikan.

“ternyata disni ada ha-ni sii,, pantesan luhan betah tak keluar apartement, dia mempunyai boneka baru rupanya” sedikit senyum nyerir dari salah satu namja itu
“yah park ha ni..... ternyata kamu juga wanita gampanga, hehe. Awalnya diperkosa eh tak taunya ketagihan, hingga tinggalnya disini trus,, hahaha”

Betapa sakitnya aku mendengar celoteh mereka, airmataku tumpah, tak bisa aku tahan kesakitan hati ini, dari pembicaaraan mereka aku tau kalau mereka bernama kris dan tao.
Kris mendekatiku, tak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi, tubuhku tetep gemetar entah trauma atau apa, kakiku benar-benar tak bisa beranjak,,, dia berusaha menciumku, namun aku menghingdar,,,, ku tendang sekuatnya akhirnya dia jatuh, giliran tao mendekatiku, dia menamparku dengan sangat keras hingga aku terkulai jatuh kelantai.

“Boneka Luhan adalah boneka kami juga, pelac*r”
Mereka berdua mendekatiku,,, giliran tao yang berusaha menciumku, namun aku menghindar sebisaku,,, “jangan jual mahal kau ha-ni,, bukankah kita sudah pernah melakukannya bersama.. hahahhaa”

Klek  suara pintu terbuka,
Ku lihat luhan berdiri disana matanya memerah, tangannya mengepal penuh amarah, belum pernah aku melihat wajah luhan memerah semarah ini.

“Apa yang kalian lakukan, brengsek”
Dia berjalan menghampiri tao tanpa memperdulikan kris dan aku,, dipukulnya tao berkali-kali tanpa ampun, tao hanya diam tanpa perlawanan, kuliahat darah sudah  membanjiri wajah tao, kris hanya berusaha memisahkan mereka,,

“mian luhan miane,, “ terdengar dari suara tao. Luhan tidak memperdulikannya.
“keparat,, jangan sekali-kali kau sentuh lagi ha-niku, keparat, aku akan membunuhmu”
Kris berhasil menarik tubuh luhan, “hentikan, oke kita pergi dari sini”
Ucap kris yang beranjak pergi dari apartement sambil memapah tao.

Ku lihat luhan, ia lemas tertunduk di lantai, badanku gemetar, aku masih terduduk disini sambil mendekap kedua lututku, smua oragan tubuhku dari ujung rambut hingga kaki kurasakan bergetar,, luhan berjalan mendekatiku

“ha ni gwencana?? Miane ha-ni aku datang sedikit terlambat” dipeluknya tubuhku dengan hangat, tubuhku diangkat luhan ,,, dibaringkan di atas ranjang, diselimuti seluruh badanku kecuali wajahku,, dia keluar mengambil air hangat dalam ember dan selembar handuk kecil, tanpa bicara tanganya mulai mengusap lembut wajahku dengan handuk,, dbersihkan wajahku dari keringat dingin yang keluar.

 Kursakan lagi kehangatannya, kutatap dalam wajah luhan, terlintas teringat kata yang dia ucapkan“jangan sekali-kali kau sentuh lagi ha-niku” ku akui hatiku tersanjung, dia melakukanya dengan ketulusan hati, aku tau itu
.
dia berdiri hendak meninggalkanku sendiri
“tidurlah ha-ni” dikecup mesra keningku, saat melangkah keluar kutarik tanganya
“luhan,, tidurlah disini bersamaku, temani aku untuk malam ini”

Ia keliatan kaget mendengar permintaanku, namun ia meng’iyakanya
Memutar menuju ranjang sebelah kiri, lalu dibaringkan tubuhnya mendekatiku, kepalaku di raih, ditenggelamkan dalam dada bidangnya, tanpa bicara kupeluk tubuhnya, kunikmati keadaan ini, sungguh hatiku malam ini tersenyum bahagia, aku tak mengerti dengan apa yang aku rasakan, mungkinkah aku mencintai luhan? Ah tidah mungkin, karna bagaimanapun aku membencinya!  Yang aku tau saat ini, aku tak ingin lepas dari pelukan ini, tak ingin kuakhiri kehangatan ini.

***

Saat teringat kemarahan wajah luhan semalam, mengapa justru aura kelembutan yang keluar dari wajahnya, otakku semakin ngawur, apa aku sangat terpesona? Ah Mungkin saja...

Sore ini luhan mengajakku lagi ke bioskop ia berjanji tak akan terlambat dan aku menyutujuinya,, waktu tinggal 5 hari lagi bersama luhan setidaknya akan kumanfaatkan dengan baik, karna akhir-akhir ini dia juga baik terhadapku.

 Hampir 2 bulan tak pernah ku temui hiruk pikuk hinar binar kota seoul, malam ini benar-benar istimewa,,,, aku melihat keramaian kota lagi,,,
Rasanya aku seperti orang bodoh, teriak kesana kesini karna bahagia. Luhan hanya melihatku dan kadang-kadang tersenyum kecil melihat tinggakahku,

Keluar dari bioskop, kita berenca mampir ke cafe untuk sekedar membeli ice cream,
tapi,,,, di depanku kulihat sosok namja yang sangat aku rindukan,,, kai ada disini betapa gantengnya dia malam ini, aku hanya diam terpaku tanpa berani melangkah. Luhan memperhatikanku, setelah itu melihat apa yang ku perhatikan. Aku tak peduli dengan luhan,, ku terus maju namun langkahku dihentikan luhan

“kau boleh menemui kai, tapi jangan pernah mengatakan sesuatu atau kamu macam-macam” dikeluarkannya sebuah handphone dari tanganya
“saat kamu melakukan kesalahan, sekali pencet orang tuamu bakal m*ti arraso
kupandang luhan dengan tatapan yang penuh arti, kuanggukan kepalaku.

 ku melangkah mendekati kai, ku tepuk pundaknya, ia menoleh kearahku dengan tercengang...

“kai” kupeluk ia dengan erat, aku menangis dipeluknya
“kai aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu, sarange kai”
“ha-ni aku juga sangat merindukanmu, kenapa kamu ada disini? Kapan kamu plng dari jepang?”

“jepang? Pasti ini akal-akalan luhan, dasar pria gila” batinku
Tak aku jawab pertanyaanya, tetap ku peluk erat sekali tubuhnya, menumpahkan semua rindu yang ku simpan selama ini.

“kamu bersama siapa kai, mungkinkah kamu berkencan? Mungkinkah kamu selingkuh dibelakangku?” tanyaku penuh selidik.

“park ha ni, kamulah satu-satunya cinta yang aku punya, tidak mungkin aku mencintai orang lain lagi, pesan terakhirmu sebelum di jepang, kamu bilang untuk selalu menemani luna, karna dia sahabatmu, makanya aku kemana-mana hanya dengan luna, tanpa merasa menghianatimu ha ni” dipeluknya lagi tubuhku

“luna? Kai belum aku ceritakan kalau luna juga mencintainya, tapi biarlah,, setidaknya 5hari lagi aku harus berahan”bisik hatiku
“ kai aku harus pergi, karna aku masih di tunggu sepupuku diluar, lusa aku akan menghubungimu, dan aku akan berangkat kesekolah lagi, kita akan bersama lagi kai”
Belum sempat menjawab, aku sudah lari di banyaknya kerumunan orang, dan bersembunyi,, kai berusaha menemukanku,,,aku tetap bersembunyi. Sebenarnya aku ingin mengatakan yang sebenarnya, namun aku tak bisa mengabaikan nyawa orang tuaku
miane kai”


Kucari keberadaan luhan,, kutemuakan sosoknya berbicara dengan seorang yeoja, mungkinkah itu pacarnya?  Ku dekati mereka,,, alangkah terkejutnya saat ku melihat luna berbicara akrab dengannya, inginku menyapa namun dia mengacuhkanku,,

“okke dech oppa,, sampai ketemu lagi ya” kata luna sedikit manja.
“Oppa” entahlah apa hubungan mereka, aku tak tau, juga tak  ingin mengetahuinya, masih kai yang menghindap di otakku, sungguh sangat amat bahagia yang aku rasakan,

Kita putuskan untuk langsung pulang tapa berhenti di cafe membeli ice kream.
Dalam perjalanan luhan hanya terdiam, sesekali melihatku senyum-senyum sendiri.
“sebegitu senangkah kamu?” tanyanya ketus kepadaku.
Ne,, aku sangat senang luhan-sii,, bahkan lebih dari senang, aku bisa melihat dan memeluk namja yang sangat aku rindukan dan aku cintai” senyuk u tetap mengembang di bibir, tapi tidak dengan luhan, seketika wajahnya berubah memerah seperti menangan suatu amarah, mobil ini dilajukanya dengan kecepatan yang sungguh luar biasa.

Braak ,,,,
Sampai diapartement dia menutup pintu dengan membantingnya
Entah luhan marah karna apa aku juga tak tahu.
Dilempar tubuhnya di atas sofa, dia berbaring, matanya di tutup dengan satu lengan,, aaaissh kenapa dia tak melepas sepatu, dan aku hanya ingin mengingatkanya

“luhan,, lepaskan dlu sepatumu, baru kau tidurlah” tak ada jawaban
Aku mendekat ke arahnya, kucoba buka sepatu itu, namun tiba-tiba ia terduduk, sungguh membuatku kaget.  
“PARK HA-NI,,jangan pernah kau sentuh tubuhku”  aku dibentak, dengan nada yang cukup membuat telingaku sakit,,, ia berjalan ke dalam kamar dan lagi-lagi membanting pintu kamar,, braaaak
“ah ada apa dengannya”,,, entahlah....

Ku tarik selimut, kubayangkan wajah kai, sungguh bahagia ku bisa bertemu  dan memeluknya. Terlintas luna di fikiranku,,,,aku terduduk, berfikir apa hubungan luna dan luhan,,, setelah luna marah, luhan datang dikehidupanku menghancurkan segalanya,,, mungkinkah luna dan luhan ada kaitanya? Mungkinkah? Mungkinkah luna setega itu?
Fikiranku mencari beribu ribu jawaban dari semua pertanyaan dibenakku...


*Terima ksih buat cingu yang masih setia pada FF ini
*Jangan lupa tinggalkan jejak, yang mau di tag di chapter selanjutnya,,,,,
Gamsamida...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar